SIKKA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan ada tujuh desa di wilayah itu yang dilanda kekeringan.
Kepala BPBD Kabupaten Sikka, Yohanes Yan Laba menyebutkan, tujuh desa tersebut, yakni Magepanda, Reroroja, Kolisia, Waturea, Nele Urung, Habi dan Langir.
"Tujuh desa ini tersebar di tiga kecamatan yakni, Magepanda, Kangae dan Nele," ujar Yohanes dalam keterangannya, Kamis (10/8/2023).
Baca juga: Pantau Pengerjaan Proyek BTS di Kojagete, Bupati Sikka Sebut Akhir Agustus Bisa Difungsikan
Yohanes mengatakan, tim BPBD telah dikerahkan ke 21 kecamatan untuk mendata wilayah yang mengalami atau berisiko terkena dampak kekeringan.
BPBD juga berkoordinasi dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
"Saat ini tim sudah turun ke masing-masing desa untuk pendataan tentang dampak dari kekeringan. Data sementara kami rekap," katanya.
Baca juga: Bima Siaga Kekeringan, BPBD Mulai Distribusi Air Bersih
Yohanes mengakui pihaknya mengalami keterbatasan, seperti sarana, anggaran, dan personel.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk tetap berkoordinasi dengan pemerintah desa, lurah dan camat untuk penanganan kekeringan.
Menurutnya, kolaborasi semua pihak penting dilakukan supaya bisa mengurangi dampak yang lebih besar.
"Kita tetap akan berkolaborasi, intinya jangan sepenuhnya semua urusan ke BPBD. BPBD punya keterbatasan akan tetapi koordinasi tetap berjalan," katanya.
Yohanes menambahkan BPBD telah mengeluarkan surat edaran bupati untuk mengantisipasi dampak kekeringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.