KOMPAS.com - Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta menjadi sorotan.
Para mahasisa baru dipaksa untuk mendaftar aplikasi pinjaman online (pinjol).
Terungkap bahwa panitia dari Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Surakarta melibatkan sponsor dari aplikasi pinjaman online (pinjol).
Diduga pihak DEMA mendapatkan sponsorship Rp 160 juta dari salah satu perusahaan pinjol.
FH (18), salah satu mahasiswa baru mengatakan imbauan untuk mendaftar pinjol disampaikan oleh panitia saat mengumpulkan mahasiswa.
"Cuma disuruh registrasi doang, (panitia) omong langsung ke mahasiswa pas dikumpulin di Graha," ujar FH.
Disinggung terkait keamanan data diri yang ia masukkan untuk mendaftar, FH juga berkomentar.
"Ya takut data dipakai, tapi tidak over thinking," ucapnya.
Meski diimbau untuk melakukan pendaftaran atau registrasi ke aplikasi, namun iamengatakan hal itu tidak diwajibkan.
"Tidak diwajibkan juga sama panitia," tutupnya.
Sementara itu mahasiswa baru lainnya, D mengaku dipaksa seniornya untuk melakukan registrasi aplikasi pinjol pada hari pertama pembekalan.
"Waktu itu aslinya saya tidak mau regis (daftar), tapi dipaksa sama pihak mentor pendamping (MP)," ujar D kepada TribunSolo.com, Selasa (8/8/2023).
Dirinya mengaku dipaksa untuk mendaftar dua dari tiga aplikasi yang menjadi sponsor PBAK.
Ia sempat berusaha mengelak dengan kembali mempertanyakan tak ada kewajiban dirinya untuk mendaftar tiga aplikasi tersebut.
"Saya mengelak, buat apa regis-regis kayak gitu (aplikasi)? Wong ya orangtua saya masih bisa nyukupin kebutuhan saya di sini," jelas dia.