Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

"Groundbreaking" Factory Sharing Kakao Jembrana, Bupati Tamba Ingin Tingkatkan Nilai Tambah Kakao

Kompas.com - 05/08/2023, 19:41 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bupati Jembrana I Nengah Tamba melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk pembangunan rumah bersama produksi kakao atau factory sharing di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Sabtu (5/8/2023).

Pembangunan rumah bersama tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi kakao Jembrana, khususnya pengembangan di sektor hilir.

Bupati Tamba berharap, rumah bersama dapat menjadi tempat pengolahan kakao berskala besar sehingga tercipta berbagai produk olahan yang akan menambah nilai jual dari kakao itu sendiri.

Terlebih, kata dia, kakao nantinya akan menjadi andalan Jembrana di sektor pertanian selain tanaman padi guna mendukung terwujudnya Jembrana Emas 2026.

Baca juga: Tarik Minat Investor, Bupati Tamba Paparkan Potensi Jembrana di Hadapan Konsul Kehormatan Negara Sahabat

"Jadi ini adalah bentuk hilirisasi, kami tidak hanya berfokus pada ekspor biji saja. Namun bagaimana menciptakan sebuah produk yang memiliki nilai tambah dan semangat itu kami mulai hari ini," ujar Bupati Tamba dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu.

Upaya tersebut, lanjut dia, sejalan dengan fokus Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) dalam menggencarkan hilirisasi produk dalam negeri untuk membantu pertumbuhan perekonomian petani dan masyarakat di Kabupaten Jembrana.

Bupati Tamba mengungkapkan, Jembrana sebagai kota kakao mempunyai penghasilan kakao yang sangat luar biasa mencapai 3.000 ton per tahun.

"Hal itu tentunya akan kami terus dorong mengingat kakao Jembrana sangat diminati oleh pasar internasional dan dalam negeri, termasuk nanti menyusul juga produk olahannya dari rumah factory sharing ini," jelasnya.

Baca juga: Factory Sharing, Program Tingkatkan Mutu Produk dan Modernisasi UMKM

Bupati Tamba mengatakan, pembangunan factory sharing telah menelan anggaran Rp 9,6 miliar yang berasal dari bantuan pusat. Rumah produksi ini ditargetkan selesai pada November 2023.

Lebih lanjut, bupati asal Desa Kaliakah itu menjelaskan bahwa rumah produksi kakao juga menjadi bagian dari ekosistem pariwisata di Kabupaten Jembrana.

"Rumah produksi cokelat ini bukan hanya tempat biasa-biasa saja bisa, kami ingin juga sektor pariwisata masuk di sini. Kami sediakan space untuk melihat secara langsung pengolah kakao termasuk di dalamnya nanti ada ruang kafe untuk minum cokelat dan suvenir dari produk cokelat Jembrana," ucap Bupati Tamba.

Baca juga: Apa Cokelat Leleh yang Terkena Air Masih Bisa Digunakan?

Tak lupa, ia memohon doa restu dari masyarakat Kabupaten Jembrana agar pembangunan rumah bersama tersebut dapat berjalan dengan lancar dan sesuai target.

"Ini juga menjadi bagian kami menuju Jembrana Emas 2026, yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat di Jembrana ," imbuh Bupati Tamba.

Sebagai informasi, dalam kegiatan tersebut, Bupati Tamba didampingi oleh Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-PKP) Jembrana I Wayan Sudiarta, Kadis Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) I Komang Agus Adinata, serta jajaran lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com