TERNATE, KOMPAS.com- Benteng Tolukko terletak di Kelurahan Sangaji, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara. Bangunan ini menjadi saksi bisu perebutan rempah di Nusantara.
Benteng yang dibangun oleh Portugis pada tahun 1540 itu berdiri di atas bukit dan letaknya menjorok ke laut. Bentuknya cenderung membulat dengan satu bastion di depan dan satu di belakang.
Baca juga: Rempah dan Strata Kebangsawanan Eropa (Bagian 1)
Bentuk bastion tidak seperti kebanyakan benteng kolonial lainnya yang umumnya membentuk mata panah. Hal itu menjadi sebuah ciri khas dari benteng Portugis.
Setelah pintu masuk, tepatnya di dinding sebelah kiri terdapat pahatan lambang yang maknanya belum diketahui.
Dari atas benteng, terhampar pemandangan Pulau Halmahera, Tidore, dan Maitara.
Peneliti Kosmopolis Rempah yang juga merupakan Sejarawan Universitas Gadjah Mada Sri Margana menjelaskan, Benteng Tolukku berada di ketinggian.
Bangunannya menghadap ke Tidore dan Halmahera.
Di bagian belakang, terdapat Gunung Gamalama. Adapun Kesultanan Ternate terletak di kaki gunung tersebut.
"Benteng ini dahulu dipakai untuk pengintaian oleh Portugis," ungkapnya saat ditemui di Benteng Tolukko di Kota Ternate, Maluku Utara, Jumat (5/8/2023).
Baca juga: Cerita Pedagang Sembako di Ternate, Simpan Uang Koin di Galon sampai Rp 9 Juta dan Tukarkan ke BI
Menurutnya, di era perebutan rempah, Kerajaan Ternate dan Tidore saling bersaing mendapatkan kekuasaan.
"Dulu antara Ternate dan Tidore bermusuhan, bersekutu dengan pihak asing yang berbeda karena persaingan rempah," papar dia.
Portugis mulanya berkoalisi dengan Ternate yang pada akhirnya diambil alih oleh Belanda. Sedangkan Tidore berkoalisi dengan Inggris.
"Dari sini, kalau kapal musuh atau tamu datang, prajurit yang berjaga di sini bisa bersiap-siap," kata Sri Margana.
Prajurit, ujarnya, dapat membaca tanda persahabatan atau permusuhan dari kapal-kapal yang datang melalui Laut Maluku.
Baca juga: Memetakan Potensi Rempah di Halmahera Utara lewat KKN Kolaborasi