Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terendam Air Hujan, 4.245 Hektar Tanaman Tembakau di Lombok Timur Terancam Gagal Panen

Kompas.com - 10/07/2023, 18:30 WIB
Idham Khalid,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com - Sebanyak 4.245 hektar lahan tanam tembakau di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), terancam gagal panen akibat hujan yang mengguyur kawasan itu.

Tanaman tembakau para petani itu terendam air hujan. Akibatnya, tanaman itu terancam rusak.

"Berdasarkan laporan tim kabupaten dan kecamatan yang langsung ke lokasi bahwa luas lahan tanaman tembakau terdampak 4.245,23 hektar tersebar di delapan kecamatan," kata Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur Sahri saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (10/9/2023).

Baca juga: Hujan Terus-menerus, 50 Hektar Lahan Tembakau di Lumajang Digenangi Air

Lahan tembakau itu tersebar di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Jerowaru seluas 3.788,03 hektar, Suela 336,40 hektar, Keruak 100 hektar, Sikur 10 hektar, Sakra 30 are, Selong 30 are, Sakra Barat 5 hektar, dan Wanasaba 4,90 hektar.

Sahri menyebutkan, tanaman tembakau petani terancam gagal panen disebabkan intensitas hujan yang tinggi beberapa hari terakhir dan kurang baiknya saluran drainase yang dibuat para petani saat menanam tembakau.

"Disebabkan juga saluran air (drainase) yang buruk, dan petani juga telah melakukan penyiraman kemudian datang hujan yang tidak terduga," kata Sahri.

Baca juga: Belanda Akan Kembalikan Harta Karun Lombok, Kepala Museum: Itu Kepingan Sejarah yang Hilang

Sahri menyarankan agar petani melakukan penyemprotan fungisida sebagai antisipasi penyakit akibat jamur.

"Kami sarankan juga agar memperbaiki saluran air (drainase) dengan memperdalamnya agar air hujan tidak langsung menggenangi tanaman tembakau petani. Dan juga melakukan pemupukan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman," kata Sahri.

Putrajab (30), petani tembakau di Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru, yang terdampak gagal panen akibat hujan, mengaku dirinya rugi dan tidak akan balik modal.

"Kami stres, tanaman kami terendam hujan, luas tanam tembakau saya 1 hektar, ya tentu merugi lah perkiraan enggak akan balik modal," kata Putra.

Putra mengungkapkan, untuk luas lahan satu hektar, dia menghabiskan biaya produksi sekitar Rp 20 juta.

"Untuk biaya banyak ya, dari pupuk aja saya habiskan 6 kuintal itu harganya Rp 5 juta, belum upah buruh, pestisida, kalau saya totalkan itu ada Rp 20 juta," kata Putra.

Putra berharap bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban dari para petani seperti penambahan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) kepada para petani.

"Ya semoga ada tambahan dana DBHCHT, kalau tahun lalu saya dapat Rp 1,5 juta. Semoga ada tambahan tahun ini jadi Rp 2 juta lah, untuk meringankan beban kami sebagai petani," pinta Putra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Ada Buruh di Demak yang Terpaksa Bekerja Saat Peringatan Hari Buruh

Regional
Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Heboh Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Dituduh Aniaya Pelaku

Regional
Dandan Riza Wardana Maju Pilkada Bandung 2024, Diusung Atalia Praratya dan Tokoh Jabar

Dandan Riza Wardana Maju Pilkada Bandung 2024, Diusung Atalia Praratya dan Tokoh Jabar

Regional
Gelar Aksi 'May Day', Buruh di Brebes Keluhkan Besaran Gaji sampai Lampu Jalan

Gelar Aksi "May Day", Buruh di Brebes Keluhkan Besaran Gaji sampai Lampu Jalan

Regional
Pembangunan Zona Hijau di Candi Borobudur Dimulai, Tempat Parkir Ditutup

Pembangunan Zona Hijau di Candi Borobudur Dimulai, Tempat Parkir Ditutup

Regional
Pencarian Warga Serang Lompat ke Laut Dihentikan

Pencarian Warga Serang Lompat ke Laut Dihentikan

Regional
Eks Wali Kota Semarang akan Maju Pilkada 2024 lewat PKB

Eks Wali Kota Semarang akan Maju Pilkada 2024 lewat PKB

Regional
Kebakaran Gudang BBM di Lampung, Api Sempat Menyambar Mobil Pemadam

Kebakaran Gudang BBM di Lampung, Api Sempat Menyambar Mobil Pemadam

Regional
Heboh Perampokan Klinik Kecantikan di Padang, Hoaks untuk Konten Medsos

Heboh Perampokan Klinik Kecantikan di Padang, Hoaks untuk Konten Medsos

Regional
Jadi Bakal Calon Gubernur Banten, Dimyati Janji Gratiskan Pendidikan TK sampai S3

Jadi Bakal Calon Gubernur Banten, Dimyati Janji Gratiskan Pendidikan TK sampai S3

Regional
Suami di Bogor Pukul Istri Usai Disusul dan Disuruh Pulang Saat Nongkrong

Suami di Bogor Pukul Istri Usai Disusul dan Disuruh Pulang Saat Nongkrong

Regional
Duel Berujung Maut Dua Pria di Bogor, Korban Dianiaya Sempat Minta Tolong Warga

Duel Berujung Maut Dua Pria di Bogor, Korban Dianiaya Sempat Minta Tolong Warga

Regional
Presiden Jokowi Akan Panen Raya Jagung di Sumbawa, 710 Personel Keamanan Disiagakan

Presiden Jokowi Akan Panen Raya Jagung di Sumbawa, 710 Personel Keamanan Disiagakan

Regional
Buruh Semarang Mengeluh 'Terlindas' Gaji Rendah dan Tingginya Biaya Pendidikan Anak

Buruh Semarang Mengeluh "Terlindas" Gaji Rendah dan Tingginya Biaya Pendidikan Anak

Regional
Anak Punk Tewas Terlindas Saat Cegat Truk di Magelang

Anak Punk Tewas Terlindas Saat Cegat Truk di Magelang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com