Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan dan Krisis Air Bersih Meluas di Semarang, Kini Ada 4 RW yang Butuh Bantuan Air Bersih

Kompas.com - 26/06/2023, 15:21 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Krisis air bersih di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) meluas. Saat ini ada ada empat RW yang kekurangan air bersih.

Lurah Jabungan, Sarwono (53) mengatakan, awalnya hanya RW 03 yang mengalami kekurangan air bersih. Namun, saat ini RW 04, RW 05 dan RW 01 juga ikut kekurangan air bersih.

"Yang urgent itu air bersih," jelasnya saat ditemui di RW 05 Jabungan, Senin (26/6/2023).

Baca juga: Kekeringan Sudah Melanda Semarang, Warga Harus Antre Setiap Hari untuk Mendapat Air Bersih di Masjid

Kekurangan air bersih di Kelurahan Jabungan sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu. Menurutnya, kekurangan air bersih itu disebabkan karena musim kemarau yang terjadi di Kota Semarang.

"Sebenarnya untuk kebutuhan mencuci dan mandi masih bisa karena ada sumur yang belum terlalu kering. Namun air dari sumur kotor banyak kapurnya," ungkap Sarwono.

Untuk mengantisipasi kekurangan air bersih tersebut, dia sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Semarang untuk memberikan bantuan air bersih kepada warga Jabungan.

"Kita dapat iriman air bersih ini dari pemkot. Sebelumnya saya koordinasi dengan kecamatan dan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu," ujar dia.

Rata-rata Kelurahan Jabungan mengalami kekeringan selama enam bulan setiap tahunnya. Namun, untuk tahun ini dia belum bisa memastikan sampai kapan daerahnya kekurangan air bersih.

"Setiap tahun kami sudah terbiasa menghadapi kekeringan ini. Jadi kami hanya mengandalkan bantuan air bersih. Kita imbau warga agar berhemat air bersih," ucapnya.

Baca juga: Warga Jabungan Semarang Mulai Alami Kekeringan, BPBD Mulai Rutin Berikan Bantuan Air Bersih

Warga harus antre

Sementara itu, salah satu warga Jabungan RW 3, Sugirah (66) mengatakan, tempat tinggalnya sudah lama kekurangan air bersih. Hal itu membuatnya terpaksa ambil air dari masjid.

"Selain ambil dari masjid, kita juga mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah," jelasnya saat ditemui di Jabungan.

Dia menjelaskan, air yang ada di masjid berbeda dengan air yang bersumber dari sumur warga. Menurutnya, air dari masjid lebih bersih dan layak untuk dikonsumsi.

"Kalau dari sumur warga banyak kapurnya. Jadinya tak bisa dikonsumsi," ujar dia.

Hal yang sama dikatakan Usman Ali (64), warga Jabungan yang lain. Ketika kemarau air yang mengalir ke sumur milik warga menjadi kecil, berbeda saat musim penghujan.

Baca juga: Kekeringan di Sumbawa Meluas, 33 Desa Terdampak

"Di sini kalau musim kemarau kecil air yang mengalir. Kalau musim hujan besar," ungkap Usman.

Hal itu membuatnya terpaksa antre ambil air bersih ke masjid di dekat rumahnya setiap hari. Rutinitas seperti itu sudah dia lakukan sejak 40 tahun yang lalu.

"Kekeringan seperti ini sudah saya rasakan sejak 40 tahun lalu saat saya tinggal di sini. Jadi saya terbiasa ," imbuh dia.

Dia menjelaskan, mayoritas warga Jabungan ambil air dari sumur dan air bantuan dari pemerintah ketika pagi dan sore. Untuk mengambil air warga harus antre tak boleh sembarangan.

"Jadi galon-galon itu untuk antre. Di sini harus antre. Biasanya banyak ambil air ketika pagi sebelum kerja," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com