Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Kantong Tenaga Kerja Migran, Polda NTB Bentuk Satgas TPPO

Kompas.com - 15/06/2023, 23:30 WIB
Karnia Septia,
Krisiandi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS. com - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), membentuk satuan tugas (Satgas) untuk penanganan Tidak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di wilayah NTB.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah NTB Brigjen Pol Ruslan Aspan mengatakan, Satgas TPPO perlu dibentuk mengingat NTB menjadi salah satu kantong pekerja migran Indonesia.

"Provinsi NTB termasuk kantong. Kalau dilihat dari rengking empat setelah Jawa Timur, Jawa Barat, NTT dan NTB," Kata Ruslan usai rapat koordinasi di Mapolda NTB, Kamis (15/6/2023).\

Ruslan menyebutkan, Polisi telah berkoordinasi dengan berbagai stakeholder di Pemprov NTB terkait penanganan TPPO.

Baca juga: 2 Pelaku TPPO di Malang Diringkus, Hendak Kirimkan 4 Warga NTB ke Timur Tengah

Beberapa kasus TPPO yang berhasil diungkap Polda NTB selama ini kerap menggunakan modus pengiriman tenaga kerja migran ke luar negeri dengan iming-iming gaji besar dan penempatan kerja negara favorit pekerja migran.

"Semua stakeholder antusias kita sepakat bagaimana TPPO ini kita berantas di NTB karena menyangkut masalah masyarakat. Jangan sampai masyarakat tergiur dengan gaji tinggi tapi ekspektasi yang didapatkan tidak sesuai," Kata Ruslan.

Terkait kasus TPPO ini, Polda NTB sudah turun ke lapangan dan membentuk satuan tugas yang dipimpin Wakapolres di setiap Kabupaten/Kota dibantu Kasat Reskrim, Kasat Binmas dengan melibatkan seluruh Bhabinkamtibmas yang ada.

Polisi juga membuka layanan hotline untuk memudahkan masyarakat melapor apabila menemui kasus yang menjurus ke arah TPPO.

Baca juga: Terjerat Janji Gaji Besar, 24 Wanita Asal NTB Jadi Korban TPPO

Data tahun 2022 jumlah pekerja migran asal NTB yang sudah berangkat bekerja ke luar negeri secara resmi berjumlah 17.000 orang.

Sementara tahun 2023 hingga 15 Juni 2023 yang sudah diberangkatkan resmi tercatat 16.000 orang.

Dengan jumlah peminat 58.000 orang yang sudah didaftarkan sebagai pekerja migran Indonesia.

Pihaknya berharap, warga yang ingin berangkat menjadi pekerja migran di luar negeri bisa berangkat secara legal dan sesuai prosedur.

Sementara dalam beberapa pekan belakangan, sejumlah warga NTB terungkap menjadi korban perdagangan orang.

Baca juga: Jadi Korban TPPO, Ibu Muda Berangkat ke Turkiye Malah Dipekerjakan di Spa Esek-esek

Misalnya, pada kasus TPPO yang terbongkar di Lampung Senin (5/6/2023). Sebanyak 24 warga NTB terjerat janji gaji besar dan akan diberangkatkan ke Timur Tengah.

Namun mereka akan diberangkatkan secara ilegal. Korban dijanjikan berangkat tanpa dibekali keahlian. Dari penyelidikan polisi, NIK para korban ternyata tidak terdaftar, tidak ada keterangan domisili dan tidak ada rekomendasi serta jaminan kesehatan.

Ke-24 orang ini diselamatkan polisi sebelum diberangkatkan. 

Lalu, pada Rabu (14/6/2023), Polres Malang menangkap dua orang pelaku TPPO yang menjanjikan pemberangkatan ke Timur Tengah kepada empat warga NTB. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

Regional
1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

Regional
Menyalakan 'Flare' Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Menyalakan "Flare" Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Regional
Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Regional
Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi 'Online' Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta Per Hari

Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi "Online" Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta Per Hari

Regional
Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Regional
Belum Ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Belum Ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Regional
Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Regional
Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Regional
'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com