Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Rusak Ikut Andil dalam Kematian Ibu Hamil di Muratara

Kompas.com - 14/06/2023, 13:27 WIB
Aji YK Putra,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Jalan rusak yang berada di Kecamatan Pauh, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), ikut andil dalam kematian Tika, ibu hamil asal Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.

Sebelumnya, Tika dirujuk ke rumah sakit kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan oleh Puskesmas Pauh untuk bersalin.

Namun dalam perjalanan, mobil ambulans yang membawa Tika terjebak di dalam lubang selama enam jam akibat jalan rusak, hingga akhirnya harus dilakukan evakuasi dengan ambulans lain yang berasal dari Puskesmas Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas.

Baca juga: 9 Fakta Ibu Hamil di Sumsel Meninggal Diduga Ditelantarkan Petugas Puskesmas

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumatera Selatan Trisnawarman mengatakan, Tika dan keluarga datang ke Puskesmas Pauh pada Selasa (9/5/2023) pukul 22.00 WIB untuk bersalin.

Tiga jam kemudian, sekitar pukul 1.00 WIB, Tika mengalami pecah ketuban.

"Biasanya langsung pembukaan lengkap dan langsung lahir, tapi saat itu bayinya nggak keluar karena terhalang,” kata Tris saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (14/6/2023).

Kondisi Tika saat itu, menurut Tris, termasuk kehamilan berisiko tinggi karena bayinya memiliki bobot besar sementara tubuh sang ibu kecil.

Karena beberapa jam setelah pecah ketuban, bayi tidak kunjung lahir, Bidan dan perawat akhirnya merujuk Tika ke rumah sakit AR yang berada di kota Lubuklinggau. Jarak antara Kabupaten Muratara ke Lubuklinggau memakan waktu selama empat jam jika lancar.

“Tapi saat dirujuk ambulansnya masuk lubang, sehingga harus dievakuasi dengan ambulans lain,” ujarnya.

Saat dalam perjalanan, Tika pun sempat mengalami kondisi kejang-kejang. Ketika mobil dievakuasi dan sampai rumah sakit, ia dinyatakan meninggal bersama dengan bayi yang hendak dilahirkan.

“Kita juga tidak tahu di tubuh ibu itu ada penyakit apa, karena kondisinya saat di jalan kejang-kejang, kita juga tidak tahu tensi darahnya bagus atau tidak karena ketika itu masih dalam perjalanan ke rumah sakit,” jelasnya.

Menurut Tris, ketika berada di puskesmas Pauh, tiga bidan yang menangani Tika sudah menjalankan SOP secara benar. Hanya saja, terdapat mis komunikasi antara pihak keluarga sehingga terjadi perselisihan.

“Sementara untuk nakes dan Kepala Puskesmas Pauh kita bina dulu, sanksi nanti akan diberikan oleh Dinkes Muratara dan Bupati karena mereka yang punya wewenang,” ungkapnya.

Baca juga: Kronologi Ibu Meninggal Saat Melahirkan di Puskesmas Versi Dinkes Muratara

Diberitakan sebelumnya, kasus meninggalnya seorang ibu hamil di Kabupaten Muratara, Sumatera Selatan yang terlambat mendapatkan pertolongan ketika hendak melahirkan berakhir damai.

Kabar itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumatera Selatan Trisnawarman yang juga merupakan ketua tim audit dalam kasus tersebut.

“Sudah Damai, keluarga sudah menerima nggak lagi menuntun,” kata Trisnawarman saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/6/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

Regional
Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Regional
'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

Regional
Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Regional
Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com