PAPUA BARAT DAYA, KOMPAS.com- Deklarasi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya berujung pada penetapan tiga orang sebagai tersangka makar.
Kapolres Tambrauw AKBP Bendot Dwi Prasetyo mengatakan, mereka yaitu Urbanus Kamat selaku Sekjen KNPB wilayah Maybrat dan Sorong Raya yang disebut sebagai pelaku utama.
Baca juga: Polisi Tetapkan 3 Aktivis KNPB Tambrauw sebagai Tersangka Makar
Kemudian dua orang lainnya adalah Yeremias Yesnat sebagai kurir intelijen dan Wilem Yekwam yang merupakan tenaga keamanan.
"UK (Urbanus) sebagai inisiator yang mengumpulkan masyarakat dan mendoktrin kemudian merekrut masyarakat untuk mau bergabung dengan kegiatan mereka," ujar dia di Sorong, Minggu (11/6/2023).
Bendot mengatakan, deklarasi sekaligus pelantikan badan pengurus KNPB sektor Tambrauw dilakukan di salah satu rumah di Kampung Sarwon, Distrik Bamusbama, Kabupaten Tambrauw pada Jumat (9/6/2023).
Polisi kemudian menangkap 19 orang simpatisan saat itu.
Tiga di antaranya kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Baca juga: Pengakuan Eks Anggota KNPB Maybrat yang Kembali ke NKRI: Kami Memikirkan Anak Istri
Adapun pembentukan KNPB Tambrauw ini disebut menyebarkan paham separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI.
"KNPB menjadi organisasi yang selalu menyebarkan doktrin di tengah masyarakat Papua untuk memisahkan diri dari Indonesia. Organisasi ini selalu menggunakan cara diplomasi dalam gerakannya," kata dia, seperti dilansir dari Kompas.id.
Sedangkan 16 orang yang ditangkap berstatus saksi dan dikembalikan ke keluarga mereka masing-masing
Bendot mengatakan, Forkopimda termasuk TNI-Polri menjamin kondisi Tambrauw aman dan kondusif setelah penetapan tiga orang tersangka.
"Kami TNI-Polri menjamin keamanan yang ada di Tambrauw sampai saat ini aman dan kondusif tidak ada ancaman dari pihak mana pun terhadap siapa pun juga," kata dia.
Dia menegaskan, informasi ancaman pada kelompok-kelompok tertentu seperti pada tenaga kesehatan (nakes) tidak benar.
"Mengenai berita-berita yang beredar ada ancaman dari kelompok KKB atau kelompok lain terhadap nakes di sini kami jelaskan informasi itu tidak benar," kata dia.