Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deklarasi KNPB Tambrauw Berujung Penetapan Tersangka Makar, Pelaku Disebut Sebar Paham Separatis

Kompas.com - 12/06/2023, 14:08 WIB
Pythag Kurniati

Editor

PAPUA BARAT DAYA, KOMPAS.com- Deklarasi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya berujung pada penetapan tiga orang sebagai tersangka makar.

Kapolres Tambrauw AKBP Bendot Dwi Prasetyo mengatakan, mereka yaitu Urbanus Kamat selaku Sekjen KNPB wilayah Maybrat dan Sorong Raya yang disebut sebagai pelaku utama.

Baca juga: Polisi Tetapkan 3 Aktivis KNPB Tambrauw sebagai Tersangka Makar

Kemudian dua orang lainnya adalah Yeremias Yesnat sebagai kurir intelijen dan Wilem Yekwam yang merupakan tenaga keamanan.

"UK (Urbanus) sebagai inisiator yang mengumpulkan masyarakat dan mendoktrin kemudian merekrut masyarakat untuk mau bergabung dengan kegiatan mereka," ujar dia di Sorong, Minggu (11/6/2023).

Disebut sebar paham separatis

Bendot mengatakan, deklarasi sekaligus pelantikan badan pengurus KNPB sektor Tambrauw dilakukan di salah satu rumah di Kampung Sarwon, Distrik Bamusbama, Kabupaten Tambrauw pada Jumat (9/6/2023).

Polisi kemudian menangkap 19 orang simpatisan saat itu.

Tiga di antaranya kemudian ditetapkan sebagai tersangka.

Baca juga: Pengakuan Eks Anggota KNPB Maybrat yang Kembali ke NKRI: Kami Memikirkan Anak Istri

Adapun pembentukan KNPB Tambrauw ini disebut menyebarkan paham separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI.

"KNPB menjadi organisasi yang selalu menyebarkan doktrin di tengah masyarakat Papua untuk memisahkan diri dari Indonesia. Organisasi ini selalu menggunakan cara diplomasi dalam gerakannya," kata dia, seperti dilansir dari Kompas.id.

Sedangkan 16 orang yang ditangkap berstatus saksi dan dikembalikan ke keluarga mereka masing-masing

Forkopimda jamin keamanan

Polisi saat mengamankan 19 Aktivis KNPB di Kabupaten TambrauwMaichel KOMPAS.com Polisi saat mengamankan 19 Aktivis KNPB di Kabupaten Tambrauw

Bendot mengatakan, Forkopimda termasuk TNI-Polri menjamin kondisi Tambrauw aman dan kondusif setelah penetapan tiga orang tersangka.

"Kami TNI-Polri menjamin keamanan yang ada di Tambrauw sampai saat ini aman dan kondusif tidak ada ancaman dari pihak mana pun terhadap siapa pun juga," kata dia.

Dia menegaskan, informasi ancaman pada kelompok-kelompok tertentu seperti pada tenaga kesehatan (nakes) tidak benar.

"Mengenai berita-berita yang beredar ada ancaman dari kelompok KKB atau kelompok lain terhadap nakes di sini kami jelaskan informasi itu tidak benar," kata dia.

Menurutnya para nakes turun ke Sorong untuk keperluan membeli BBM dan bukan karena mendapatkan ancaman.

"Jadi mereka turun ke Sorong karena memang terkait dengan masalah operasional mereka (Nakes)," imbuh dia.

Namun Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorrongan membenarkan bahwa ada 14 tenaga kesehatan yang turun ke Sorong untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.

"Mereka itu turun ke Kota Sorong, Papua Barat karena mengantisipasi hal yang tidak diinginkan setelah adanya penangkapan kemarin," kata Otto, seperti dilansir dari Tribun Sorong.

Sebanyak 14 tenaga kesehatan itu terdiri dari bidan, perawat, kesmas, analisis, dan gizi.

"Nakes yang turun ke Sorong berasal dari Puskesmas Syujak dan Yembun," ujar dia.

"Mereka saat ini telah berada di Sorong, menunggu situasi sudah aman baru akan kembali ke Tambrauw," paparnya.

Baca juga: 3 Pimpinan dan 10 Anggota KNPB Maybrat Menyatakan Diri Kembali ke NKRI

Tanggapan Pj Bupati

Penjabat Bupati Tambrauw, seperti dilansir dari Kompas.id mengatakan, adanya kegiatan KNPB di Distrik Bamusbama di wilayahnya menjadi pelajaran bagi pihaknya.

Kemungkinan kegiatan itu terjadi karena kekecewaan masyarakat yang belum tersentuh program pemerintah.

"Kami akan mengoptimalkan program pemberdayaan masyarakat di Distrik Bamusbama dan wilayah sekitarnya. Kami juga akan melakukan monitoring dan melaksanakan kegiatan yang memacu sektor ekonomi," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Sorong, Maichel), Kompas.id, Tribun Sorong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com