Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinci Penghormatan untuk Ita Martadinata, Remaja Pemberani yang Tragis Dibunuh Sebelum Ungkapkan Tragedi 98 di Hadapan PBB

Kompas.com - 19/05/2023, 23:08 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com-Papan arwah berwarna putih atau Sinci Ita Martadinata Haryono diletakkan bersampingan dengan Sinci Gus Dur di Gedung Rasa Darma milik Perkumpulan Boen Hian Tong di Kompleks Pecinan Semarang.

Peletakan Sinci Ita di altar Boen Hian Tong itu menjadi bentuk penghormatan atas keberaniannya sebagai korban perkosaan tragedi 1998.

Ita dibunuh pada 9 Oktober 1998 tepat sebelum memberikan kesaksian di hadapan forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, AS.

“Dia bukan artis, bukan tokoh dan bukan siapa-siapa, dia hanya anak remaja yang menjadi korban pada 1998 dan dia hendak bersaksi di PBB itu saja,” Asrida Ulinuha, Humas Boen Hian Tong, Jumat (18/5/2023).

Baca juga: Megawati Bakal Hadir di Pelantikan Wali Kota Semarang, Ita Mengaku Deg-degan

Sinci milik Ita menjadi satu-satunya papan arwah berwarna putih di altar tersebut. Di kalangan Tionghoa, warna putih melambangkan duka. Papan putih itu mengingatkan Ita yang dibunuh dengan kejam oleh orang tak diketahui.

“Dia orang yang berani bertahan terhadap keadaan, karena dia meninggal dunia beberapa hari sebelum dia bersaksi di PBB. Ita hanya satu yang di situ, tapi sesungguhnya korbannya lebih dari itu. Maka penghormatan itu layak diberikan kepada korban yang jatuh di tahun 1998,” lanjut Ulin.

Ulin meyakini, bila kala itu Ita berhasil memberi kesaksian di PBB maka hal tersebut akan berdampak besar bagi keadilan para korban tragedi Mei 1998.

Pasalnya dahulu tidak ada korban yang berani speak up untuk memberi kesaksian karena mendapat tekanan dan ancaman dari banyak pihak.

“Dia menjadi salah satu korban yang berani speak up, dan berani itu mahal harganya. Meskipun dia meninggal sebelum berbicara itu dianggap keberanian yang besar,” ujar Ulin.

Baca juga: Kisah di Balik Jalan Mozes Gatotkaca Gejayan Sleman, 25 Tahun Berlalu tapi Tak Asing bagi Sejumlah Gen Z

Terpisah, pendamping korban dari Komnas Perempuan, Ita F Nadia dalam sebuah forum mengenang tragedi Mei 1998 melawan kekerasan seksual di Rasa Darma sebelumnya juga membeberkan kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada komunitas Tionghoa.

“Bagi saya, yang terjadi pada Ita adalah pembunuhan politik yang betul-betul direncanakan untuk membungkam semua korban Mei 1998. Karena ita akan membawa peristiwa 98 ke tingkat Internasional ke UN, ke PBB,” tutur Ita dalam acara yang juga disirakan secara live streaming di Youtube Channel Semawis.

Ulin menceritakan hasil riset dan cerita pengalaman Ita Nadia mendampingi korban tragedi Mei 98. Saat itu Ita mendapat telepon dari sejumlah korban penjarahan di Jakarta. Salah satunya dari pihak Ita Martadinata.

“Dia merupakan perempuan Tionghoa yang mengalami kekerasan seksual, intimidasi, dan itu dialami banyak orang lainnya. Ada yang meninggal di tempat ada yang dibunuh beberapa hari kemudian, ada yang depresi lalu gila. Cerita-cerita itu memang ada sebenarnya,” ungkap Ulin.

Korban Ita Martadinata berhasil selamat dan mendapat pendampingan hingga pemulihan langsung dari Ita F Nadia. Kemudian ia bersama ibunya bersedia menjadi relawan yang akan memberi kesaksian soal kejahatan tragedi Mei 1998.

Namun satu minggu sebelum bersaksi, gadis 18 tahun itu dibunuh dengan sadis oleh orang yang tak dikenal. Ita F Nadia kaget bukan kepalang mendapati kondisi korban yang bersimbah darah mengenaskan di ruang kamarnya sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdikbud Jateng Larang 'Study Tour' Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Disdikbud Jateng Larang "Study Tour" Sejak 2020, Alasannya agar Tak Ada Pungutan di Sekolah

Regional
Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Cemburu, Seorang Pria Tikam Mahasiswa yang Sedang Tidur

Regional
Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Momen Iriana Jokowi dan Selvi Ananda Naik Mobil Hias Rajamala, Tebar Senyum dan Pecahkan Rekor Muri

Regional
Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Pemkab Bangka Tengah Larang Acara Perpisahan di Luar Sekolah

Regional
Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Kenangan Muslim di Sungai Bukik Batabuah yang Kini Porak Poranda

Regional
2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

2 Tahun Buron, Tersangka Perusak Hutan Mangrove Belitung Timur Ditangkap di Palembang

Regional
Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP, Mantan Kepala Bea Cukai Riau Jadi Tersangka

Regional
Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Soal Mahasiswa KIP Kuliah Salah Sasaran, Rektor Baru Undip Masih Buka Aduan

Regional
Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Gubernur Jambi Tuntut Ganti Rugi dari Pemilik Tongkang Batu Bara Penabrak Jembatan

Regional
Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Dugaan Korupsi Bantuan Korban Konflik, Kantor Badan Reintegrasi Aceh Digeledah

Regional
Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Kepala Dinas Pendidikan Riau Ditahan, Korupsi Perjalanan Dinas Rp 2,3 Miliar

Regional
Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Keluh Kesah Pedagang Pasar Mardika Baru Ambon: Sepi, Tak Ada yang Datang

Regional
Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Pilkada Kota Magelang, Syarat Parpol Usung Calon Minimal Ada 5 Kursi DPRD

Regional
Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Update Banjir Bandang Sumbar: 59 Orang Meninggal, 16 Hilang

Regional
Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Kejagung Dalami Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com