Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Korban Kerusuhan Mei 1998: Pakai Kopiah, Menyamar Jadi Pribumi agar Selamat

Kompas.com - 13/05/2023, 16:32 WIB
Acep Nazmudin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Handoko (bukan nama sebenarnya) ingat betul saat jam pelajaran tiba-tiba dihentikan dan para siswa diminta segera pulang ke rumah. 

Baca juga: Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan Ditinggal Para Penghuninya...

 

Dari sekolah, terlihat asap pekat berwarna hitam membumbung tinggi. Sumber asap berasal dari sejumlah ruko di kawasan Jelambar, Jakarta Barat, yang terbakar.

Baca juga: Penjarahan dan Pembakaran Kerusuhan Mei 1998: Lokasi dan Pelakunya

Handoko yang kala itu masih duduk di kelas 2 SMK, bergegas pulang dijemput sopirnya. Saat itu angkutan umum tidak beroperasi.

Baca juga: Ayah Aktivis 98 Petrus Bima Anugrah: Kalau Dia Dipanggil Tuhan, Selamat Jalan Anakku...

“13 Mei 1998, saya lihat berita di televisi mahasiswa di kawasan Trisakti bakar pom bensin, enggak lama setelah saya pulang dari sekolah,” kata Handoko saat berbincang dengan Kompas.com di Rangkasbitung, Banten, Jumat (12/5/2023).

Sepulang dari sekolah, Handoko tidak berani ke mana-mana. Dia diam di rumah bersama kakak perempuan dan sepupunya.

Sementara orangtuanya tengah berada di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Pun demikian dengan para tetangga yang merupakan etnis Tionghoa. Warga was-was toko mereka bakal  jadi sasaran penjarahan.

Saat sore hari, kondisi semakin mencekam. Pelaku penjarahan semakin mendekat. Ruko di depan perumahan Handoko dibakar dan barang-barangnya dijarah.

“Setelah Magrib, para bapak-bapak kumpul, termasuk saya diajak. Kami sepakat, jika malam itu ada penjarahan, sudah pasrah saja, tapi dokumen penting disimpan dalam satu tas, digendong. Besok ada kesempatan pergi kalau bisa pergi,” kata pria kelahiran 1981 ini.

Malam itu, para warga tidak tidur. Semua terjaga, sementara listrik dimatikan. Dalam sunyi, warga hanya bisa berdoa dan berharap pagi segera tiba.

Menjelang subuh, Handoko bersama kakak perempuan dan sepupunya bergegas pergi dari rumah. Mereka mengungsi ke Rangkasbitung menyusul kedua orangtuanya.

Agar selamat di perjalanan, sopir Handoko menyarankan agar Handoko menyamar menjadi pribumi dengan mengenakan kopiah.

Hal tersebut dilakukan karena banyak berita di televisi, mobil yang dikendarai oleh warga etnis Tionghoa dibakar oleh pengunjuk rasa.

“Jadi saat keluar pakai kopiah agar disangka pribumi,” cerita dia.

Perjalanan menuju Rangkasbitung

Perjalanan tidak mudah untuk mencapai Rangkasbitung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com