KOMPAS.com - Fakta baru dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Magelang, Jawa Tengah adalah jenis racun yang digunakan DDF (22) bukan arsenik, namun sianida.
Hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik saat otopsi 3 jenazah korban.
Tiga korban yang tewas adalah ayahnya, Abbas Ashar (58), ibunya, Heri Riyani (54), dan kakak perempuan pertama, Dhea Choirunnisa (25).
"Jelas penyebab kematian akibat masuknya racun. Kemarin pemeriksaan laboratorium sudah keluar dan hasilnya positif sianida. Hanya sianida saja," jelas Kepala Biddokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Summy Hastry Purwanti, Rabu (30/11/2022).
Ia mengatakan kandugan sianida yang ditemukan berada di organ lambung, sampel darah, dan urine ketiga korban.
Pada bagian bibir dalam, tenggorokan hingga lambung dan usus korban juga ditemukan ciri-ciri adanya zat beracun dan berwarna kemerahan.
Ketika ditanya jumlah sianida yang dicampukan oleh pelaku ke minuman korban, Summy Hastry tidak dapat menjawab karena sebagian racun sudah masuk ke tubuh korban.
Namun berdasarkan pengakuan dari DDS, jumlah sianida yang dimasukkan sebanyak dua sendok untuk setiap gelas.
Ia juga menambahkan jumlah sianida yang dapat mematikan tergantung berat badan dan keadaan fisik korban.
Baca juga: Kala Teh dan Kopi Bercampur Sianida Renggut Nyawa Ayah, Ibu, dan Anak di Magelang...
"Sekitar dua sendok itu cukup besar. Jadi kalau di ilmu toksikologi, dua miligram sianida itu sudah sangat mematikan," jelasnya.
Summy mengatakan jika minuman berwarna yang sudah tercampur dengan sianida maka tidak akan terlihat oleh mata manusia.
"Sulit karena berwarna ya, kecuali kalau air biasa kelihatan ini. Jika minuman berwarna seperti teh dan kopi sulit disadari," jelas dia.
Menurutnya pelaku menggunakan racun jenis sianida karena percobaan pertama yang gagal.
Saat percobaan pembunuhan, pelaku sempat mencampurkan racun jenis arsenik ke minuman dawet dan diberikan ketiga anggota keluarganya.
Baca juga: 5 Kasus Pembunuhan dengan Sianida, Ada yang Dicampur Sate hingga Kopi
Namun percobaan ini gagal karena para korban hanya merasakan mual dan tidak meninggal dunia.