AMBON, KOMPAS.com - Warga di kawasan Ahuru, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, memprotes perusahaan yang menangani proyek pembangunan bendungan di kawasan Kampung Rinjani, Ahuru, Sabtu (1/10/2022).
Proyek itu dinilai menyebabkan pencemaran udara parah di wilayah itu.
Baca juga: Perkosa Siswi SMA di Rumah Kosong, 5 Pelajar di Ambon Ditangkap Polisi
Kepala Pemuda Ahuru Syahril Ramadhan Hunsouw mengatakan, aksi demo itu dilakukan warga bersama sejumlah siswa sekolah karena mereka sudah tak tahan dengan polusi udara akibat pembangunan bendungan di permukiman.
“Bukan hanya warga di Ahuru sini semua orang yang lewat di sini sangat terganggu dengan pencemaran udara yang terjadi saat ini akibat aktivitas pembangunan bendungan ini,” kata Syahril kepada Kompas.com, Sabtu.
Ia menyebut, pembangunan bendungan di permukiman itu sangat tidak ramah lingkungan sehingga warga sangat dirugikan.
Kondisi semakin diperparah karena truk proyek yang mengangkut material pembangunan bendungan selalu masuk keluar area permukiman. Hal itu menyebabkan pencemaran udara yang semakin tak terkendali.
“Jadi polusi udara ini sangat parah sekali di sini, dan saat ada hujan itu jalan-jalan becek semua dan kami menolak itu karena kami masyarakat sangat dirugikan,” katanya.
Warga mengaku sangat mendukung penuh pembangunan bendungan itu. Namun, pembangunan bendungan harus dilakukan dengan memperhatikan dampak lingkungan terhadap masyarakat.
“Kami dukung tapi perusahaan harus memperhatikan dampak lingkungannya juga, jangan asal kerja,” ujarnya.
Akibat pencemaran udara yang parah di kawasan itu, warga kini kembali memakai masker baik di luar maupun di dalam rumah.
Langkah itu dilakukan karena mereka tidak ingin terserang penyakit akibat pencemaran udara yang terjadi.
Baca juga: Mantan Wali Kota Ambon Disebut Terima Suap hingga Rp 11,2 Miliar
“Jadi sekarang kita di sini kembali pakai masker lagi. Kita minta perusahan untuk perhatikan masalah ini dan kalau boleh bisa memebrikan pengobatan dan pemeriksaan kesehatan gratis kepada warga yang terdampak proyek ini,” ungkap Syahril.
Terkait demonstrasi yang dilakukan warga itu, pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan proyek tersebut belum berhasil dikonfirmasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.