KOMPAS.com - Tari Seudati adalah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Aceh yang berkembang di daerah pesisir.
Dilansir dari laman Kemendikbud, nama Tari Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti kesaksian bahwa Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Baca juga: Tari Seudati, Tarian Pengikat Tali Persaudaraan di Aceh
Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa Seudati berasal dari kata “seurasi” yang berarti kompak karena tarian ini ditarikan dengan kekompakan gerak penarinya.
Sejarah Tari Seudati diperkirakan muncul sejak agama Islam masuk ke wilayah Aceh.
Baca juga: Tari Seudati Asal Aceh, Asal-usul, Gerakan, dan Pola Lantai
Dilansir dari laman Tribunnews Wiki, tarian ini mulai berkembang di Desa Gigieh, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh.
Setelah itu, Tari Seudati berkembang dan menyebar ke daerah lain, salah satunya di Desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh.
Baca juga: Kolaborasi Barongsai dan Seudati di Banda Aceh
Seiring dengan berjalannya waktu, Tari Seudati kemudian menyebar ke semua daerah di Aceh.
Menggunakan unsur hiburan dan seni, pendakwah melakukan syiar dengan memanfaatkan tarian sebagai media dakwah untuk mengenalkan ajaran agama Islam.
Tari Seudati termasuk dalam jenis Tribal War Dance atau Tari Perang, dengan syair yang membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan.
Hal ini menjadi alasan Tari Seudati sempat dilarang untuk ditampilkan pada zaman penjajahan Belanda.
Tari Seudati ditarikan oleh delapan laki-laki sebagai penari utama, terdiri dari saw syeh, satu orang pembantu syeh, dua orang apeetwie (pembantu di sebelah kiri), satu orang peet bak (pembantu di belakang), dan tiga orang pembantu biasa.
Selain para penarinya, ada pula dua orang penyanyi sebagai pengiring tari yang disebut aneuk syahi.
Dilansir dari laman Tribunnews Wiki, awalnya Tari Seudati ini dilakukan dalam posisi duduk dengan diiringi pantun-pantun yang dilakukan secara bergantian.
Dengan berkembangnya zaman tari Seudati mengalami perubahan yang dahulunya tarian Seudati dilakukan secara duduk sekarang dilakukan secara berdiri.
Ketika menarikan, bagian tubuh penari bergerak dengan membawa karakter kepahlawanan, kekompakkan dan ketegasan.