Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Odong-odong yang Lahir di Tengah Kaum Urban

Kompas.com - 27/07/2022, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kecelakaan di perlintasan kereta api terjadi di Kampung Toplas, Desa Selibu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Seran, Banten pada Selasa (26/7/2022) pukul 11.00 WIB.

Sebuah odong-odong yang membawa 25 penumpang tertabrak kereta api saat melintasi perlintasan tanpa palang pintu.

Akibat kecelakaan tersebut, 9 orang tewas. Mereka terdiri dari 3 perempuan dewasa dan enam orang anak-anak.

Seluruh korban adalah warga RT 10 Kampung Cibetik, Kecamatam Walantaka, Kota Serang.

Odong-odong itu beroperasi di wilayah tersebut sejak 3 bulan terakhir. Penumpang akan membayar Rp 2.000 hingga Rp 3.000 untuk keliling kampung mengendarai odong-odong.

Baca juga: Keluarga Korban Sebut Sopir Odong-odong Kebut-kebutan di Jalan Sebelum Ditabrak kereta

Sejarah odong-odong

Odong-odong sendiri adalah nama populer yang digunakan orang Sunda untuk menyebut mobil bodong atau mobil yang tidak memiliki trayek.

Biasanya odong-odong akan melayani trayek yang tak disediakan oleh angkutan resmi. Ciri-ciri odong-odong adalah mobil butut dan sering mogok serta tak memiliki dokumen resmi yang disebut bodong.

Barangkali karena berawal dari sebutan bodong, lama-kelamaan si mobil bodong lebih populer dengan sebutan odong-odong.

Dikutip dari Kompas.id, odong-odong sudah ada setidaknya 30-an tahun silam. Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair) pada pertengahan tahun 1970-an bisa dibilang menjadi ajang hadirnya kendaraan itu.

Baca juga: Ketua RT Sebut Ada 25 Warganya Tumpangi Odong-odong yang Ditabrak Kereta: Mereka Jalan-jalan Keliling Kampung

Harian Kompas, 20 Juli 1974 dalam artikel bertajuk ”Serba-serbi Pekan Raya Jakarta” menggambarkan keberadaan odong-odong yang turut mewarnai ajang besar tersebut.

”Keliling Pekan Raya naik kereta Kelinci dan Mini Trem, termasuk hiburan yang ramai. Bukan saja untuk anak-anak, tapi juga buat orang dewasa, termasuk turis dan keluarga-keluarga pejabat”, demikian sepenggal isi artikel tersebut.

Kendaraan hiburan ini biasanya hadir di keramaian warga ala pasar malam, taman bermain, pasar, hingga taman rekreasi.

Odong-odong bisa jadi angkutan penumpang untuk ke pasar ataupun antar jemput anak sekolah.

Baca juga: Sopir Odong-dong yang Ditabrak Kereta Tak Dengar Peringatan, Diduga karena Suara Musik yang Kencang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
Hanyut Terbawa Arus Sungai, Remaja 16 Tahun di Malinau Ditemukan Tewas

Hanyut Terbawa Arus Sungai, Remaja 16 Tahun di Malinau Ditemukan Tewas

Regional
3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

3 Pelanggar Syariat Islam di Bireuen Dieksekusi Cambuk 17-100 Kali

Regional
Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Tiba-tiba Berstatus WN Malaysia, Marliah Akhirnya Kembali Jadi WNI

Regional
Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Penyelundupan Miras di Atas Kapal Pelni KM Sinabung Digagalkan, 120 Liter Dimusnahkan

Regional
Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Aniaya Siswa SMP di Kupang, 2 Pria Ditangkap Polisi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Regional
[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com