MAJENE, KOMPAS.com – Penomena tanah bergerak di Majene, Sulawesi Barat sejak dua bulan terakhir telah merusak puluhan rumah warga dan fasilitas publik lainnya. Sejumlah kantor pemerintah, puskesmas, rusak lantaran tanah lantai dasarnya bergerak atau amblas hinga beberapa sentimeter.
Meski pergerakan tanah diketahui sudah berlangsung sejak dua tahun lalu, namun yang terparah adalah sepekan terakhir. Sejumlah warga khawatir rumahnya ambruk lantaran struktur bangunan rumah mereka kini retak.
Kerusakan terparah akibat pergerakan tanah terjadi di Lingkungan Limboro Barat, Kelurahan Tande, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene. Tanah bergerak tak hanya merusak puluhan rumah warga tapi juga kantor Lurah Tande.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak Rusak 30 Rumah Warga dan Fasum di Majene
Kantor Lurah Tande bahkan harus memindahkan pelayanannya ke tempat lain. Hal ini karena kantor tersebut kondisinya tak layak lagi digunkana karena sewaktu-waktu bisa ambruk.
Pondasi, dinding dan atapnya Kantor Lurah Tande terlihat terbelah dan retak-retak di sana sini.
Sekretaris Lurah Tande, Awaludin mengatakan, untuk sementara pelayanan publik dipindahkan sementara ke tempat lain yang tak jauh dari lokasi semula.
“Untuk sementara ini pelayanan publik dindahkan ke tempat lain karena kondisi kantor yang rusak di sana sini sudah tidak layak digunakan karena rawan runtuh,” katanya.
Pemerintah terus melakukan identifikasi dampak kerusakan akibat fenomena alam tanah bergerak di lokasi. Namun saat ini tercatat ada sekitar 30 rumah warga mengalami kerusakan ringan hingga parah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.