GORONTALO, KOMPAS.com – Dua orang mahasiswa pecinta alam (Mapala) dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengalami hipotermia dan penyakit asma saat mendaki Gunung Tilongkabila.
Mereka akhirnya dievakuasi tim gabungan dari Kantor Pencarian dan pertolongan, TNI/Polri, Indonesian Escorting Ambulance (IEA), Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD), Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Sabtu (25/6/2022).
Menurut Kepala Kantor Pencarian dan pertolongan Provinsi Gorontalo I Made Junetra, 1 mahasiswa mengalami hipotermia atau penurunan suhu tubuh secara cepat yang membayakan jiwa.
Baca juga: Banyak Korban Hipotermia di Gunung Lawu, Bupati Karanganyar Minta Kesehatan Pendaki Diperiksa
Hipotermia ini biasanya dipicu suhu lingkungan yang dingin dalam waktu lama. Sedang satu orang lagi mengalami gangguan asma.
“Dua orang korban adalah bagian dari 15 orang yang melakukan pendakian untuk mengikuti pendidikan dasar ke-7 anggota Mapala Belantara di Gunung Tilongkabila,” kata I Made Junetra.
I Made Junetra menjelaskan, pada Kamis (23/6/2022) pukul 04.00 Wita, ke-15 mahasiswa ini mulai mendaki. Pada Jumat keesokan harinya pukul 10.00 Wita, salah satu anggota Mapala atas nama Dea Nanda Doke kelelahan.
“Karena Dea kelelahan maka seluruh anggota mapala memutuskan untuk beristirahat sejenak pada ketinggian 701 meter di atas permukaan laut,” jelas .
Meskipun mereka telah beristirahat cukup, kondisi Dea tak kunjung membaik, suhu tubuhnya terus menurun.
Rombongan mahasiswa ini mulai resah saat mengetahui Dea batuk disertai darah, sehingga teman-temannya mencurigai adanya hipotermia.
Saat itu tubuh Dea lemas dan tidak mampu lagi berjalan.
Baca juga: Hipotermia di Gunung Lawu, Seorang Pendaki Asal Tangerang Meninggal Dunia
Para mahasiswa pendaki gunung ini kesulitan bergerak untuk membawa Dea ke lokasi yang aman karena jalur medan yang dilalui sangat terjal dan becek. Saat itu, hujan turun deras.
Pada pukul 21.00 Wita tim pendakian mengambil keputusan untuk beristirahat di pos 1 sambil menunggu kondisi Dea pulih. Setelah mendapat penanganan, kondisi Dea membaik. Suhu tubuhnya kembali normal, meski tenaganya belum pulih total.
Sebelumnya, Kantor Pencarian dan Pertolongan mendapat laporan kejadian membahayakan manusia. Salah seorang di antaranya mengalami hipotermia. Kejadian ini dilaporkan Jumat pukul 09.00 Wita.
“Kami terus pantau laporan, mereka menyampaikan sudah aman tapi setiap satu jam sekali kami tetap menanyakan keberadaan dari para pendaki. Pada pukul 20.00 Wita mereka memberikan laporan kondisi mereka kepada kami di kantor SAR Gorontalo," Kata I Made Junetra.
Usai menerima laporan kejadian yang membahayakan manusia ini, I Made Junetra memberangkatkan tim pertolongan pukul 21.00 Wita.
Baca juga: Cara Atasi Hipotermia di Gunung, Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan