KOMPAS.com - Banten yang merupakan provinsi paling barat di Pulau Jawa, yang sebelumnya masuk sebagai bagian dari Provinsi Jawa Barat.
Hingga pada Tahun 2000 melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, Banten resmi menjadi provinsi ke-30 di Indonesia.
Baca juga: Kesultanan Banten: Sejarah, Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan
Dilansir dari laman dari biroumum.bantenprov.go.id, nama Banten sendiri sudah dikenal hingga mancanegara sejak abad ke-14 (1330 M).
Baca juga: Sultan Haji, Raja Kesultanan Banten yang Berkhianat demi Kekuasaan
Tak heran jika kemudian pada abad 16-17, Banten menjadi salah satu kota perdagangan rempah-rempah di kawasan Asia Tenggara dan dikenal sebagai pusat kerajaan Islam serta pusat perdagangan nusantara dibawah kekuasaan Sultan Maulana Hasanudin dan Sultan Ageng Tirtayasa.
Baca juga: Kisah Cinta Pangeran Kesultanan Banten di Balik Berdirinya Masjid Raya Al-Ikhlas Cilenggang
Tak hanya itu, Banten juga menjadi tempat tempat persinggahan para pedagang dari berbagai belahan dunia, sekaligus menjadi pusat pertukaran dan persentuhan kebudayaan.
Asal usul dan sejarah nama Banten
Dilansir dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Banten, ada beberapa kisah mengenai asal usul dan sejarah nama Banten.
Kisah pertama adalah asal usul nama Banten dari istilah istilah “katiban inten”.
Asal usul nama Banten disebut berasal dari istilah “katiban inten” yang berarti kejatuhan intan.
Sejarah dari istilah “katiban inten” ini berawal dari sejarah Banten yang semula masyarakatnya menyembah berhala, kemudian memeluk agama Budha.
Kemudian ajaran Islam masuk ke Banten, dan masyarakat pun mulai mengenal dan memeluk agama Islam.
Masyarakat Banten yang memeluk Islam inilah yang digambarkan seolah-olah kejatuhan intan.
Kisah kedua adalah asal usul nama Banten dari istilah istilah “ban inten”.
Kisah ini berasal dari cerita Sanghyang Batara Guru Jampang yang melakukan perjalanan dari timur ke barat.
Sanghyang Batara Guru Jampang kemudian sampai ke suatu tempat yang bernama Surasowan.