Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Sebut Kemunculan Embun Es di Dieng pada Awal Tahun sebagai Anomali

Kompas.com - 04/01/2022, 16:29 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Kemunculan embus es di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada awal tahun ini merupakan anomali.

Pasalnya embun es atau embus upas biasanya muncul di "Tanah para Dewa" itu pada puncak musim kemarau antara Juni, Juli, dan Agustus.

"Ini memang merupakan suatu anomali, karena massa udara pada saat musim hujan umumnya lembab dan basah serta pengaruh Monsum Asia cukup besar," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Sutikno melalui keterangan resmi, Selasa (4/1/2022).

Baca juga: Pertama pada Tahun 2022, Embun Es Muncul di Dieng

Berdasarkan pantauan BMKG dari Automatic Weather Station (AWS) yang terpasang di kawasan Candi Arjuna dalam tiga hari terakhir kondisi cuaca didominasi kondisi cerah berawan sehingga pemanasan cukup maksimal.

Sutikno menjelaskan, pada tanggal 1-4 Januari 2022 menunjukkan curah hujan yang rendah di bawah 1 mm dengan tutupan awan sedikit (oktasnya rendah).

Embun es muncul di kompleks Candi Arjuna, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (25/8/2021).KOMPAS.COM/DOK UPT DIENG Embun es muncul di kompleks Candi Arjuna, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (25/8/2021).

Sementara kelembaban udara terjadi perbedaan yang sangat signifikan pada siang hari yang rendah sekitar 75 persen dan malam-dini hari mencapai diatas 98 persen dengan kecepatan angin cenderung lemah/calm (dibawah 5 m/s).

"Berdasarkan data AWS mengindikasikan bahwa dinamika atmosfer lokal di kawasan Dieng dalam rentang waktu tanggal 1-4 Januari 2022 kondisinya mendukung terjadinya embun upas karena hampir serupa saat musim kemarau (Juni, Juli dan Agustus)," jelas Sutikno.

Baca juga: Dieng Masih Ditutup, Wisatawan Belum Bisa Saksikan Embun Es

Dengan kondisi dinamika atmosfer seperti ini, kata Sutikno, potensi terjadinya kabut yang bisa meningkat menjadi embun es sangat besar terjadi.

"Hal ini bisa terjadi dapat disebabkan adanya pusat tekanan rendah di belahan bumi selatan katulistiwa dan pola angin yang terbentuk di wilayah Jawa Tengah menyebar, sehingga pembentukan awan tidak maksimal dan kecepatan angin cenderung lemah," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com