PALEMBANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel) menyiagakan sebanyak 850 personel untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor di seluruh daerah.
Disiagakannya ratusan personel tersebut lantaran saat ini Sumatera Selatan telah memasuki musim penghujan sehingga rawan terjadi bencana hidrometeorologi.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, wilayah rawan bencana tanah longsor berada di sisi bagian barat yakni Kabupaten Empat Lawang, Kota Pagaralam, Lahat, Muara Enim dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan karena merupakan kawasan dataran tinggi yang dikelilingi oleh gunung dan perbukitan.
Baca juga: Ribuan Dosis Vaksin Moderna Dikembalikan di Sumsel, Kadinkes: Perlu Edukasi ke Masyarakat
Sementara, untuk bagian timur menjadi daerah dataran rendah dan kawasan perairan yang rawan banjir bandang yakni Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Illir, Kabupaten Ogan Ilir dan Kota Palembang.
“Dengan kondisi tersebut berpotensi terjadinya banjir akibat luapan sungai dan genangan saat hujan akan terjadi. Selain itu kawasan tersebut juga rawan diterpa angin puting beliung,” kata Herman saat melaksanakan apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di pelataran venue shooting range Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Selasa (16/11/2021).
Herman menjelaskan, dampak yang ditimbulkan dari bencana alam itu membutuhkan penanganan yang serius.
Sehingga, seluruh jajaran di tiap daerah juga diminta untuk waspada saat terjadi hujan lebat.
“Di akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022, wilayah Sumsel masuk dalam musim penghujan, dimana curah hujan yang tinggi akan berpengaruh terhadap terjadinya bencana hidrometeorologi,” ujarnya.
Sepanjang tahun 2021, tercatat 138 kali kejadian bencana di Sumatera Selatan.
Dari jumlah tersebut yang terbanyak adalah kebakaran rumah penduduk yakni 92 kejadian.
Selanjutnya banjir 15 kejadian, tanah longsor enam kali, angin puting beliung 20 kali kejadian, sedangkan banjir bandang lima kali kejadian yang menyebabkan 4.874 KK atau 2.673 jiwa terdampak.
“Akibat pengaruh pasang surut, beberapa waktu lalu telah terjadi bencana banjir bandang di Kabupaten Empat Lawang dan Ogan Komering Ulu yang mengakibatkan beberapa unit rumah roboh dan jembatan gantung putus serta merusak badan jalan,” jelas Herman.