PALEMBANG, KOMPAS.com - Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia(PERDOSSI) Cabang Palembang mencatat, sampai saat ini beberapa wilayah kabupaten atau kota di Sumatera Selatan masih kekurangan dokter spesialis saraf.
Adapun wilayah yang tak memiliki dokter saraf tersebut yakni, Kabupaten Lahat, Banyuasin, Empat Lawang, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Ulu (OKU) dan OKU Selatan.
Sedangkan Kabupaten Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara), Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba), Kota Palembang dan Lubuk Linggau telah memiliki dokter spesialis saraf.
Baca juga: Curhat Dokter di Pegunungan Krayan Kalimantan, Minim Fasilitas dan Sulitnya Akses Jalan
“Untuk Lahat tahun ini kemungkinan akan segera diisi, karena akan ada satu orang segera lulus dan kita tempatkan di sana. Karena memang asli orang sana,” kata Ketua PERDOSSI Palembang, Achmad Junaidi, usai pembukaan acara Musyawarah Daerah (Musda) Nasional PERDOSSI yang digelar secara virtual, Sabtu (13/11/2021).
Junaidi mengatakan, total keseluruhan dokter spesialis saraf di Sumatera Selatan saat ini mencapai sebanyak 60 orang.
Idealnya setiap Kabupaten atau kota memiliki dokter spesialis saraf, paling tidak ada dua orang.
Baca juga: Cerita Dokter di Pedalaman Kalimantan, Miris Lihat Pasien 6 Jam Digotong ke Puskesmas
“Sehingga kalau dua orang paling tidak bila ada satu yang berhalangan bisa ada yang backup,” ujarnya.
Junaidi mengatakan, pandemi Covid-19 yang saat ini masih berlangsung, peran dokter saraf sangat diperlukan.
Sebab, penularan virus Corona pun bisa menjadi pemicu seseorang mengalami gangguan saraf.
“Banyak kasus pasien Covid-19 dengan gejala saraf stroke, miningitis itu bisa diawali Covid-19 jadi banyak sekali yang bersumber dari Covid-19,” jelasnya.