Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perayaan Maulid Nabi di Keraton Yogyakarta Digelar Sedehana, Tanpa Gunungan dan Arak-arakan Prajurit

Kompas.com - 19/10/2021, 12:58 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Masih dalam kondisi pandemi Covid-19, Keraton Yogyakarta menggelar perayaan Maulid Nabi 2021 dengan cara sederhana, dengan tidak menggelar Garebeg Maulud yang biasanya digelar dengan arak-arakan prajurit dan gunungan diperebutkan oleh masyarakat.

Tahun ini, Maulid Nabi dirayakan dengan cara membagikan uba rampe rengginang di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta.

Uba rampe yang dibagikan kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta sebanyak 2.700 buah.

Baca juga: Libur Maulid Nabi, ASN Pemkot Surabaya Dilarang Bepergian ke Luar Daerah

 

Uba rame rengginang dibagikan ke tiga lokasi yaitu Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, dan Kompleks Kepatihan.

Tak hanya uba rampe Keraton Yogyakarta juga memberikan uang logam dan beras sebagai simbol udhik-udhik yang dibagikan saat perayaan Maulud Nabi

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono menyampaikan, perayaan dengan sederhana sudah dilakukan sejak tahun 2020 lalu. Dengan cara perayaan seperti ini protokol kesehatan dapat diterapkan secara maksimal.

"Ini untuk menaati anjuran pemerintah sekaligus untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Oleh karena itu, pelaksanaan Garebeg disederhanakan dengan cara membagikan uba rampe saja," jelas dia melalui keterangan tertulis, Selasa (19/10/2021).

Baca juga: ASN di Jatim Wajib Kirim Live Location Saat Libur Maulid Nabi, Ini Penjelasan Kepala BKD

Menurit Condrokirono, walaupun sekarang perayaan Maulid Nabi dilakukan dengam cara sederhana hal itu tidak menghilangkan esensi dari pelaksanaan Garebeg.

Sebab, perayaan Maulud Nabi merupakan perwujudan dari rasa syukur dari raja atas melimpahnya hasil bumi, yang dibagikan kepada rakyatnya.

Selain itu lanjut dia, dalam perayaan kali ini Keraton Yogyakarta juga tidak mengeluarkan Gamelan Sekati.

Gamelan sekati

 

Sebelum masa pandemi Covid-19, Keraton Yogyakarta biasanya mengeluarkan Gamelan Sekati, yang biasanya ditempatkan di Keraton Yogyakarta dikeluarkan ke Pagongan Masjid Gedhe untuk dibunyikan selama satu minggu.

"Miyos Gangsa (keluarnya Gamelan Sekati dari keraton ke pagongan) dan Kondur Gangsa (kembalinya Gamelan Sekati dari pagongan ke keraton) termasuk udhik-udhik, tidak dilakukan, sama seperti tahun lalu," ucap dia.

Condrokirono menyampaikan, pementasan paket wisata di Keraton Yogyakarta juga masih ditutup.

Tetapi, Keraton Yogyakarta tetap menghadirkan konten melalui akun YouTube yang dikelola oleh Tepas Tandha Yekti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com