Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Alex, Atlet Atletik Asal Kepulauan Meranti Pakai Sepatu Pinjaman Saat Bertanding hingga Raih Emas

Kompas.com - 10/10/2021, 06:00 WIB
Idon Tanjung,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kondisi memperihatinkan diperlihatkan para atlet dari Kabupaten Kepulauan Meranti yang mengikuti Pekan Olahraga Daerah (Porda) ke-6 Special Olympics Indonesia (SOlna) Provinsi Riau 2021, di Kota Pekanbaru, Sabtu (9/10/2021).

Mereka berangkat dari Kepulauan Meranti dengan segala keterbatasan perlengkapan bertanding. Mulai dari tak punya sepatu, seragam hingga minim biaya transportasi.

Namun, keterbatasan itu membawa atlet meraih medali emas.

Baca juga: Atlet Kepulauan Meranti Bertanding Pakai Sepatu Pinjaman, Kadispora: Mereka Tak Ajukan Anggaran

Salah satunya Alex Iskandar, atlet atletik yang meraih medali emas pada cabang olahraga (cabor) lari 100 meter. Alex bertanding lari dengan memakai sepatu pinjaman.

Ketua SOIna Kepulauan Meranti Syafrizal mengatakan, Alex sejak awal berangkat memang tidak membawa sepatu. Alex, kata dia, tidak memilikinya. 

Bahkan, Alex mengaku ingin bertanding dengan kaki telanjang.

"Katanya dia siap lari tanpa pakai sepatu. Kami dari SOIna Kepulauan Meranti tak punya anggaran sama sekali untuk perlengkapan seperti sepatu maupun seragam," ujar Syafrizal saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu malam.

Syafrizal mengatakan, Alex bertanding lari 100 meter pada Sabtu pagi. Sebelum bertanding, panitia menanyakan kenapa Alex tak memakai sepatu.

Baca juga: Kapolda Riau Rilis Aplikasi Penanganan Covid-19 Bersama Selamatkan Riau di Kepulauan Meranti

Pendamping atlet kemudian terpaksa mencari pinjaman sepatu buat Alex dan akhirnya dapat.

"Tadi pagi itu pendamping yang cari pinjaman sepatu buat Alex tanding. Entah sepatu siapa yang dipinjam agar Alex bisa ikut bertanding," kata Syafrizal.

Dengan tekad dan semangat kuat, akhirnya Alex berhasil menyumbang medali emas untuk Kepulauan Meranti.

"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur Alex mampu meraih medali emas," ucap Syafrizal.

Alex adalah seorang tunagrahita. Remaja 17 tahun ini duduk di bangku kelas satu SMA di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sekar Meranti.

SLB ini berada di pelosok Riau, yakni di Kecamatan Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, sebuah pulau yang ada di semenanjung Selat Malaka.

Alex tingal di Desa Sialang Pasung, Kecamatan Rangsang Barat. Ia berasal dari keluarga yang jauh dari kata mampu.

"Ayahnya bekerja sebagai buruh serabutan, sedangkan ibunya menderes karet dan mencuci pakaian orang. Penghasilannya tak menentu. Jadi, mereka tak ada biaya untuk membelikan Alex sepatu buat tanding ke Pekanbaru," kata Syafrizal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com