KUPANG, KOMPAS.com - Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), menyambut gembira kehadiran Sekolah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di wilayah itu.
Sekolah PMI dibangun oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Desa Nunleu, Amanatun Selatan, TTS. Sekolah itu diresmikan pada Kamis (9/9/2021).
Bupati TTS Epy Tahun mengapresiasi inisiasi BP2MI membangun Sekolah PMI di Desa Nunleu.
"Sekolah PMI untuk mendapatkan dan menuntut ilmu. Ini terobosan baru dari BP2MI," kata Epy, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (10/9/2021).
Tujuannya, lanjut Epy, agar masyarakat bisa bekerja ke luar negeri lewat jalur resmi.
"Ini yang diharapkan oleh pemerintah, jika ingin bekerja harus resmi jangan ilegal," ujar Epy.
Epy menambahkan, Sekolah PMI ini untuk mengedukasi masyarakat, karena Pemkab TTS sangat konsen dengan urusan PMI.
"Kami ingin meluruskan mari berangkat dengan aman pulang dengan nyaman. Jangan pernah tergiur dengan janji sindikat. Kita harus atur dengan baik, ada masalah kita akan proses dengan tuntas," imbuhnya.
Epy berharap, keberadaan sekolah itu bisa menekan angka rekrutmen PMI secara ilegal.
Sementara itu, Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Asia dan Afrika BP2MI, A Gatot Hermawan mengatakan, Sekolah PMI untuk mewujudkan kabupaten bebas dari rekrutmen ilegal PMI dan bersih narkotika (Kabari PMI Bersinar).
"Sekolah PMI sesuatu sangat patut diapresiasi, sekolah ini mempunyai peran yang sangat penting," kata dia.
"Ini adalah pilot project BP2MI dan akan kembangkan ke seluruh Indonesia. Sekolah ini merupakan perhatian yang baik bagi desa terutama daerah potensial PMI," sambung Gatot.
Gatot menyebut, Sekolah PMI sebagai sarana informasi, serta menjadi fungsi bersama Dinas Tenaga Kerja dan UPT BP2MI.
Menurutnya, jika masyarakat atau calon PMI ingin mencari informasi bisa datang ke sekolah PMI.
"Sehingga tidak ada lagi bujuk rayu dari sindikat. Sekolah ini tidak hanya melayani PMI dari desa ini tapi untuk semuanya. Saya berharap ini akan membuka mata hati kita, bahwa bekerja ke luar negeri bisa aman," jelasnya.