KOMPAS.com - Mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) akan menjadi guru pengajar di sekolah khusus bagi calon pencari kerja atau Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Sekolah untuk pekerja migran tersebut dibangun Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Pusat di pedalaman Pulau Timor, NTT.
Tepatnya di Desa Nunleu, Kecamatan Amantun Selatan, Kabupaten Timor Tengah.
Sekolah PMI itu diresmikan oleh Bupati Timor Tengah Selatan Eppy Tahun dan dihadiri oleh Deputi Penempatan dan Pelindungan BP2MI Kawasan Asia dan Afrika Agustinus Gatot Hermawan
Baca juga: 89 Pekerja Migran Asal NTT Meninggal di Luar Negeri, BP2MI: Hanya 1 yang Memiliki Dokumen Sah
Sekolah PMI tersebut akan menjadi tempat untuk mendapatkan informasi awal yang berkaitan dengan dunia pekerja migran.
Para mantan buruh migran akan dilibatkan untuk mengajar calon buruh migran dengan pendekatan 5W + 1 H.
Menurut Kepala UPT (BP2MI) Kupang, Siwa, sekolah PMI dijadikan tempat edukasi dan literasi pembelajaran, tanpa terikat pada gedung dan kurikulum.
Baca juga: Sekolah Pekerja Migran Indonesia Dibangun di Pedalaman Pulau Timor, NTT
"Para pengajar di sekolah itu yakni mantan PMI baik legal atau ilegal. Sedangkan pesertanya itu yakni calon PMI dan anggota keluarganya atau masyarakat umum yang berminat pada informasi tentang PMI," jelasnya, Kamis (9/9/2021) malam.
Para pengajar bisa mengunakan yakni foto-foto atau video dari para mantan PMI untuk media pembelajaran.
Foto-foto tersebut memperlihatkan kondisi atau suasana nyata di tempat bekerja selama masih berada di negara penempatan sehingga para calon buruh migran mudah memahami.
Baca juga: Apa itu Pekerja Migran?
Para pengajar juga bisa memanfaatkan potongan berita yang bersumber dari media TV atau YouTube terkait kejadian yang menimpa PMI. Termasuk berita positif TKI yang berhasil menyejahterakan keluarganya.
Mereka juga bisa menggunakan bahan cetak atau noncetak lainnya yang diperoleh dari pemerintah atau pihak lainnya untuk bahan mengajar di sekolah pekerja migran.
Siwa berharap dengan adanya sekolah pekerja migran ini dapat menurunkan jumlah buruh migran yang ditempatkan secara ilegal karena mempercayai calo atau sindikat perdagangan mausia.
Selain itu juga meminimalisir para calon PMI menjadi pemakai atau kurir narloba selama bekerja di negara penempatan.
Ia juga menjelasan alasan Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagai lokasi sekolah pekerja migran. Menurutnya jumlah warga di Timor Tengah Selatan yang bekerja di Malaysia sangat tinggi.
Baca juga: Tempat Karantina Pekerja Migran di Batam Tiba-tiba Kena Sidak Kemenaker, Ini Kata Kadisnaker
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.