KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menginginkan rute penerbangan langsung dari Kupang menuju Darwin, Australia.
Keinginan Viktor itu, disampaikan saat menerima audiensi dari Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Antar Lembaga, Mayjen Purn (Mar) Buyung Lalana bersama pejabat Dirjen Perhubungan Laut Capt Bharto Ari Raharjo di ruang kerja Gubernur, Rabu (18/8/2021).
Menurut Viktor, dari hasil kunjungan dan diskusi dengan otoritas di Darwin, pada dasarnya pemerintah Darwin mendukung pembukaan rute langsung dari Kupang.
Saat ini, kata Viktor, hanya menunggu otoritas berwenang di Indonesia melakukan komunikasi yang intensif untuk mewujudkan ini.
Viktor menyebut, bukan hanya untuk ekspor kebutuhan pokok, tapi juga untuk rute penerbangan udara.
"Perjalanan melalui udara dari Darwin ke Kupang hanya sekitar dua jam. Banyak penduduk keturunan NTT yang menetap di Darwin harus ke Perth atau Sydney terus ke Bali baru ke Kupang. Begitu pun hubungan perdagangan dengan Timor Leste," kata Viktor, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (19/8/2021) pagi.
Baca juga: Eurico Guterres Sebut Presiden Jokowi Siapkan Lapangan Kerja untuk 100 Anak Eks Pejuang Timtim
"Kalau hubungan dagang lewat jalur perhubungan laut dan udara antar Kupang-Dili-Darwin berjalan tentu akan memacu pertumbuhan ekonomi kawasan Timur Indonesia. Begitu pun dengan Papua dan negara-negara Melanesia di kawasan Pasifik, kita bisa membuka hubungan dagang lewat jalur laut,”sambung Viktor.
Terkait dengan pembukaan rute baru tol laut dari Merauke ke NTT, Viktor mendukung penuh.
Apalagi hal tersebut juga sudah dibicarakan dengan Gubernur Papua dan Papua Barat saat Viktor berkunjung ke Jayapura pada Februari 2020.
Ia mengatakan, kalau Merauke punya surplus beras yang bisa disuplai ke NTT, maka wilayahnya juga punya banyak potensi yang bisa diangkut lewat tol laut, seperti garam.
Menurutnya, banyak garam dengan kualitas terbaik di Sabu Raijua tak bisa dipasarkan.
"Saya bahkan sampai menelepon Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tentang hal ini. Daripada kita mengekspor garam dari luar negeri, lebih baik kita membeli garam petani yang ribuan ton ini. Potensi lain dari NTT adalah daging sapi, rumput laut, ikan dan potensi lainnya,” jelasnya.