Selain itu, Viktor meminta pemerintah pusat khususnya Kementerian Perhubungan untuk menjadikan dan menetapkan Pelabuhan Tenau Kupang sebagai salah satu pelabuhan ekspor.
Sehingga kata dia, berbagai potensi unggulan di NTT dapat langsung dikirim ke negara tujuan.
“Kita harapkan ke depan Pelabuhan Tenau bisa langsung ekspor ke luar (negeri). Kita mau ekspor ke Australia, harus lewat Surabaya terus ke Singapura baru ke Australia. Itu jauh sekali. Kenapa kita tidak langsung by pass atau langsung saja ke Australia. Seluruh potensi logistik kita dari NTT yang mau dikirim ke Australia harus lewat jalur ini," jelas Viktor.
Oleh karena itu, rute penerbangan dari Kupang ke Darwin sangat menolong warga NTT. Pembukaan rute penerbangan juga bisa membuka jalur perdagangan.
Baca juga: Bupati Nganjuk Nonaktif Segera Diadili di Pengadilan Tipikor Surabaya
Ia juga meminta dukungan Kementerian Perhubungan terkait tol laut antarpulau di NTT.
Di NTT, kata dia, ada sekitar 50 pelabuhan dan 15 bandara. Dengan adanya kapal yang setiap hari mengelilingi pulau-pulau di NTT, perdagangan akan bisa bertumbuh pesat.
“Nanti kita kerja sama. Tentu dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota akan memberikan subsidi, bukan hanya dari pemerintah pusat. Karena misalnya kelebihan bawang dari Timor tidak bisa dipasarkan di Sumba karena biaya transportasinya mahal. Begitu pun kelebihan stok komoditas pertanian, peternakan dan potensi lainnya tidak bisa diantar pulaukan karena mahal akibat tidak adanya kapal,” jelas Viktor.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Perhubungan, Buyung Lalana menjelaskan sejak diluncurkan pada 2015, tol laut mampu menurunkan biaya logistik sampai 30 persen karena ada subsidi dari pemerintah dan juga menekan disparitas harga antardaerah.