PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, melakukan tracing kepada kontak erat para pelaku aksi bongkar paksa peti jenazah pasien Covid-19 yang terjadi pada Minggu (8/8/2021) di Desa Tigasan Wetan, Kecamatan Leces.
Camat Leces, Syarifuddin, mengatakan, ada 18 orang yang diketahui merupakan kontak erat berdasarkan foto, video, maupun informasi yang didapatkan dari aksi bongkar paksa peti jenazah.
Menurut Syarif, panggilannya, pada Jumat (13/8/2021) Satgas mendatangi desa tersebut untuk melakukan tes PCR terhadap 18 orang tersebut, tapi yang hadir hanya sembilan orang.
Baca juga: Pemakaman Prokes Covid-19 Sudah Disepakati, Warga Masih Nekat Bongkar Peti Jenazah
Tracing digelar di halaman rumah S, pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Kesembilan orang ini merupakan kontak erat jenazah dan juga merupakan keluarganya.
Mereka posisinya paling dekat dengan jenazah saat pembongkaran peti jenazah terjadi.
Sementara sembilan orang lainnya tidak menghadiri tracing karena rumahnya jauh dari rumah S.
Kesembilan orang ini juga jauh dari jenazah saat aksi terjadi. Mereka akan diswab PCR pada hari berikutnya.
"Berdasarkan hasil tes PCR, kesembilan orang itu negatif Covid-19. Untuk sisanya akan kami agendakan kapan kiranya mereka bisa dites PCR. Menurut saya kemungkinan mereka positif itu kecil," jelas Syarif yang juga ketua satgas kecamatan, ketika dihubungi KOMPAS.com, Sabtu (14/8/2021).
Baca juga: Bongkar Peti Jenazah Pasien Covid-19, 2 Orang Terjangkit Virus Corona
Syarif menambahkan, Burhan, suami S, meminta maaf atas kejadian itu.
Bahkan Burhan ikut membantu Satgas memanggil keluarga kontak erat yang bekerja di sawah saat hendak dilakukan tracing.
"Keluarga jenazah diprovokasi oleh orang lain sehingga kejadian seperti ini terjadi. Ironisnya, provokator di balik kejadian ini menjauh dan tidak tampak dalam video pengembilan jenazah yang beredar. Padahal keluarga awalnya sudah sepakat pemakamannya sesuai prokes," kata Syarif.