KUPANG, KOMPAS.com - Ketua Aliansi Rakyat Anti Korupsi (Araksi) Alfred Baun, menanggapi sikap Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, yang melaporkan dirinya ke Polda NTT.
Alfred pun menghargai Gubernur NTT, yang telah melaporkan dirinya ke Polda terkait kasus dugaan pencemaran nama baik.
"Yang pertama saya menghargai Pak Gubernur atas laporannya. Tapi, saya sendiri belum menerima surat apapun dari penyidik Polda NTT," ujar Alfred, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/8/2021).
Alfred mengaku, mengetahui laporan Viktor ke Polda NTT, melalui siaran pers yang disampaikan melalui Kepala Biro Hukum NTT, Kamis siang.
Baca juga: Gubernur NTT Laporkan Pegiat Organisasi Antikorupsi ke Polisi
Dirinya merasa tidak punya niat mencemarkan nama Gubernur Viktor.
Yang dilakukan Alfred sebagai masyarakat NTT dan juga Ketua Araksi, yakni mengkritisi sekaligus mengingatkan gubernur terkait dana pinjaman yang cukup besar.
"Kemarin kami sudah tahu bahwa ternyata anggaran itu sudah disetujui oleh DPRD NTT sebesar Rp 1 triliun lebih. Itu berdasarkan pernyataan Kepala Biro Keuangan NTT," kata Alfred.
"Saya hanya mengingatkan saja kepada gubernur, terserah kemudian versi kalimat itu sebagai pencemaran. Poinnya adalah, saya hanya mengingatkan ada sejumlah program unggulan gubernur itu terindikasi bermasalah dan gagal," sambung dia.
Karena, kata dia, jika dirinya tidak memiliki niat baik untuk ingatkan gubernur, bisa saja dirinya membawa persoalan itu ke ranah hukum, sesuai dengan tupoksi Araksi dalam kaitannya dengan dugaan tindak pidana korupsi.
Dia hanya mengingatakan gubernur dengan sejumlah konsep spektakuler itu agar lebih hati-hati menempatkan anggaran.
Termasuk juga hati-hati terhadap mereka yang mengelola anggaran di tingkat bawah seperti kepala dinas.
Karena, lanjut Alfred, terdapat sejumlah program spektakuler gubernur seperti ikan kerapu, tanam jagung panen sapi, tanam kelor dan stunting semuanya diduga bermasalah dan sebagian ada dalam temuan audit BPK.
Menurut Alfred, pernyataan dia yang diberitakan dalam media online lokal dan berujung dilaporkan ke Polda NTT itu, intinya meminta Gubernur NTT harus dengan hati yang jujur untuk membangun daerah ini.