Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Penuh, Pasien Dirawat di Tenda, Warga: Kondisi Darurat Mirip Perang

Kompas.com - 04/07/2021, 14:04 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Layanan instalasi gawat darurat (IGD) dan unit perawatan intensif (ICU) sejumlah rumah sakit di Bandung, Solo, dan Pamekasan penuh dengan pasien Covid-19, pada Sabtu (3/7/2021).

Di Kota dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sebanyak dua rumah sakit umum daerah bahkan menutup layanan instalasi gawat darurat (IGD) untuk pasien Covid 19 lantaran minimnya pasokan oksigen.

Sedangkan rumah sakit umum daerah di Kota Solo, Jawa Tengah, mendirikan tenda-tenda di luar gedung RS untuk menampung pasien.

Baca juga: Perawat Puskesmas Dikeroyok 3 Orang yang Akan Ambil Paksa Tabung Oksigen

'Kondisinya darurat mirip perang'

Pikiran Suryanti kalut ketika ibunya ditolak masuk ruang isolasi sebuah rumah sakit di kawasan Solo Baru.

Padahal, kondisi saturasi oksigen sang ibu sudah di bawah 90 dan kadar gula darahnya cukup tinggi.

"Ibu ditolak karena ruang isolasinya penuh. Kemudian rencana mau dibawa ke rumah sakit lainnya, tapi driver taksi online yang disewanya itu bilang kalau stok oksigen di beberapa rumah sakit di Solo habis. Terus disuruh ke Moewardi karena oksigennya banyak," kata Suryanti.

Baca juga: Pasokan Oksigen Tiba di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Dirut RS: Kami Berharap ke Depan Lancar

Nakes memindahkan jenazah dengan protokol Covid-19 di RS Moewardi, Solo. (03/07).Fajar Sodiq untuk BBC News Indonesia Nakes memindahkan jenazah dengan protokol Covid-19 di RS Moewardi, Solo. (03/07).
Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk membawa ibunya ke RSUD dr Moewardi Solo pada Sabtu (26/6/2021) lalu.

Namun, karena ruang perawatan untuk pasien Covid-19 penuh, ibunya harus menjalani perawatan sementara di dalam tenda darurat selama tiga hari, sembari menunggu giliran untuk mendapatkan kamar perawatan di dalam rumah sakit.

"Ketika masuk, kondisinya lebih padat dibandingkan hari ini (Sabtu, 3 Juli 2021) bahkan sampai ke teras-teras dan area parkir. Ada juga pasien yang tidurnya hanya dengan tandu."

"Yang di dalam tenda itu kalau hujan bawahnya becek kan kondisinya darurat sekali mirip perang," papar Suryanti kepada Fajar Sodiq, wartawan di Solo yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Baca juga: PPKM Darurat di Solo, Mal Masih Buka untuk Sektor Esensial

Selama menjalani perawatan di dalam tenda, menurut Suryanti, kondisi psikis ibunya sempat anjlok karena sering melihat pasien-pasien Covid-19 lainnya meninggal.

Meski demikian, ibunya tetap bisa bertahan dan kini mendapatkan penanganan di ruang ICU rumah sakit karena kondisinya sempat kritis.

"Pasien yang di depannya meninggal, terus di sampingnya meninggal. Itu membuat kondisi ibu drop dan mungkin jadi memperparah kondisinya karena melihat situasi di sekitarnya seperti itu jadi menyeramkan sekali.

"Tapi kalau untuk tenaga medisnya, pelayanannya sangat baik dan ramah. Kasihan mereka petugasnya terbatas dan harus merawat banyak pasien," ujarnya.

Baca juga: Selama PPKM Darurat Layanan Samsat Keliling di Solo Ditiadakan Sementara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com