Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petani Milenial Wonogiri Bina 1.500 Petani, Mampu Ekspor Beras ke AS, Eropa, dan Asia

Kompas.com - 05/04/2021, 15:48 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

 

WONOGIRI, KOMPAS.com - Isu impor beras yang diembuskan pemerintah beberapa waktu lalu berdampak pada buruknya harga jual gabah petani di Indonesia.

Kondisi itu mengkhawatirkan bagi para petani yang saat ini panen padi raya di masa musim tanam pertama.

Berangkat dari kegelisahan para petani konvensional yang makin sulit bertahan hidup dengan bertani, sekelompok petani muda di Kabupaten Wonogiri membangun satu usaha bersama di bidang pertanian organik.

Sejak berdiri lima tahun lalu, Badan Milik Usaha Pertanian (BMUP) Pengayom Tani Sejagad Wonogiri sudah membina 1.500 petani organik.

Baca juga: Sedang Mencangkul, Petani Jepara Temukan Ratusan Koin Kepeng Seberat 2 Kilogram, Diduga Peninggalan China

Tak hanya itu, petani-petani muda juga mampu mengekspor dua kontainer atau 40 ton beras organik ke berbagai negara di tiga benua di dunia setiap bulannya.

“Setahun yang lalu kami perdana mengekspor beras organik di Amerika, Eropa, dan Jepang setelah kami mendapatkan sertifikat fair trade,” kata Direktur BUMP Pengayom Tani Sejagad, Guruh Sri Pamungkas, kepada Kompas.com, Kamis (1/4/2021).

Menurut Guruh, pendirian BUMP diinisiasi oleh Asosiasi Pertanian Organik Wono Agung (APOWW) dengan melibatkan gabungan kelompok tani tahun 2016.

APOWW sendiri berdiri sejak tahun 2009 dimotori oleh dua petani milenial, Hardiyan Kusama Djati (34) dan Hanjar Lukito Djati (31), yang berkonsentrasi pada pertanian organik.

Guruh mengatakan, kehadiran BUMP menjamin harga panen gabah yang didapatkan petani lebih tinggi dari pasaran. Pasalnya, selama ini petani bertanam, tetapi tidak ada jaminan pembeliannya.

“Meski harga gabah di lapangan hancur, tetapi di tempat kami tetap tinggi karena petani yang bermitra dengan kami dibina,” jelas Guruh.

Guruh menjelaskan, untuk mengantongi sertifikat fair trade atau perdagangan adil tidaklah gampang. Semua harus terbuka mulai harga gabah dari petani hingga tingkatan user-nya.

Untuk itu, penyerapan gabah petani binaan badan usahanya dijamin harga panennya lebih tinggi dibandingkan dengan petani konvensional.

Dengan demikian, konsumen sudah sadar kalau dia membeli beras dari BUMP maka akan menghidupi petani.

Guruh mengakui, pihaknya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun sistem pengelolaan BUMP yang mumpuni dan terpercaya. Setahun setelah berdiri, BUMP mendapatkan kepercayaan dari Pemkab Wonogiri untuk mengelola Sistem Resi Gudang.

Setahun kemudian, BUMP diberi amanah Pemkab Wonogiri untuk menjadi bagian pelaksanaan program BPNT hingga tahun 2020 juga terlibat dalam pelaksanaan penyaluran BPNT Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com