“Tahun 2018 BUMP terpilih menjadi pilot project pengembangan pur (pakan hewan) khusus peternakan, dan petani binaan BUMP bisa mendapatkan bantuan ternak sapi tanpa agunan,” jelas Guruh.
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Pemerintah Beli Gabah Petani 10 Persen di Atas HPP
Tiga tahun berkecimpung dalam bisnis pangan organik, awal tahun 2019, BUMP Pengayom Jati Sejagad mendapatkan sertifikat organik internasional.
Sertifikat itu didapatkan setelah melalui serangkaian asesmen dokumen maupun lapangan oleh lembaga seritifikasi organik internasional Ecosert dari Prancis.
“Kami lolos tiga standar organik internasional yaitu EU (Eropo), NOP (Amerika) dan JAS (Jepang). Dan kami mendapatkan sertifikat fair trade internasional,” kata Guruh.
Untuk mendapatkan sertifikat internasional tidaklah gampang. Pihaknya harus mempersiapkan selama satu tahun saat dilakukan verifikasi dan ketat sekali pengawasannya.
Guruh menambahkan, bermodal sertifikat organik nasional dan internasional inilah yang menjadikan pasar luar negeri tertarik membeli produk beras organik BUMP. Saat ini BUMP sudah mengekspor beras organik ke Amerika, Perancis, Spanyol, Singapura, dan Malaysia.
Hanya saja, saat ini, kebijakan pemerintah beras yang boleh diekspor hanya jenis organik. Sementara beras konvensional belum diperbolehkan.
Padahal, bila melihat data, banyak daerah yang mengalami surplus beras.
“Kalau kita surplus sudah saatnya kita ekspor,” ungkap Guruh.
Patungan hingga keluar dari mengajar
Untuk membangun usaha BUMP, Guruh berpatungan modal dengan pemuda asal Wonogiri lainnya yang ingin konsen membangun pertanian di bumi gaplek.
Tak hanya itu, Guruh yang dahulunya mapan beprofesi sebagai dosen di salah satu universitas swasta memilih keluar dan konsentrasi membangun usaha bidang pertanian.
“Sebenarnya dahulu saya seorang dosen. Kemudian saya tinggalkan dosen saya kemudian saya mengabdi menjadi petani di Wonogiri. Saya juga berpikir kalau tidak ada yang mau terjun dengan ilmu yang didapatkan dibangku kuliah mana mungkin kita bisa membangun pertanian yang berkelanjutan,” kata Guruh.
Kenekatannya terjun di bisnis pertanian, lantaran Guruh yakin pangan menjadi sektor andalan yang bisa menjangkau ke seluruh dunia. Tak hanya itu, di masa pandemi Covid-19 hanya sektor pangan yang masih bisa bertahan sampai saat ini.
Ia menyebut saat ini total petani muda yang tergabung dalam BUMP sebanyak 80 orang.