SALATIGA, KOMPAS.com - Kota Salatiga, Jawa Tengah, ditetapkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai Kota Vanili.
Penetapan ini karena Pemerintah Kota Salatiga dianggap berpihak kepada petani vanili.
Syahrul mengatakan budidaya vanili terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Saat ini, harga vanili mencapai Rp 2,5 juta per kilogram.
"Pertanian di era saat ini tidak membutuhkan lahan yang luas, bahkan bisa dilakukan di dalam rumah. Tapi memang sistemnya perlu dibenahi, hilirisasi dan kelembagaan, hingga konsepsi pengelompokan dan industrialisasi yang bermuara ke pabrik," ungkapnya di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Rabu (31/3/2021).
Baca juga: Wali Kota Salatiga Minta Warga Lapor apabila Ada yang Mencurigakan di Tempat Ibadah
Menurutnya, sektor pertanian adalah yang paling siap menghadapi Covid-19.
"Kita semua harus konsentrasi pada produktivitas. Gubernur dan wali kota harus kerja bareng, harus bicara di lapangan jangan hanya teori. Vanili ini bisa untuk kosmetik, farmasi, dan makanan jadi harus didorong terus," paparnya.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengungkapkan pekerjaan sebagai petani saat ini menjadi dambaan.
"Kita lihat banyak petani milenial, orientasi bisnis tak lagi di kantor megah, tapi yang efektif efisien," jelasnya.
Baca juga: Dosen UKSW Ciptakan Permen Imunomodulator untuk Tingkatkan Imunitas
Bambang menilai banyak tanah, termasuk milik Badan Usaha Milik Negara, yang tidak produktif.
"Nanti kita bisa dorong bank pemerintah untuk mendukung para petani, pemda turun tangan. Tugas petani fokus menanam tapi harus konsisten," ungkapnya.