Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tolak Proyek Geothermal di Gunung Tampomas, Begini Respons Bupati Sumedang

Kompas.com - 22/03/2021, 21:27 WIB
Aam Aminullah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kecamatan Buahdua dan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menolak rencana pemerintah untuk mengembangkan energi panas bumi atau geothermal di Gunung Tampomas.

Dua kecamatan ini merupakan wilayah kaki Gunung Tampomas yang memiliki ketinggian 1.684 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Warga khawatir, eksplorasi geothermal akan merusak kelestarian alam dan berdampak buruk pada warga yang bermukim di sekitar Gunung Tampomas.

Baca juga: Acara Lempar Telur dan Tepung Saat Ulang Tahun Berujung Petaka

Penolakan ini disuarakan warga dengan memasang spanduk penolakan di sepanjang jalan dan sejumlah tempat strategis lainnya di wilayah Conggeang dan Buahdua.

Tokoh masyarakat Buahdua H Supriadi mengatakan, rencana mengembangkan panas bumi di Gunung Tampomas ini sudah sering kali disuarakan pemerintah.

Bahkan, menurut Supriadi, wacana ini sudah mulai bergulir sejak tahun 2010.

"Sekarang mulai ramai terdengar lagi wacana dari pemerintah untuk mengembangkan geothermal di Gunung Tampomas itu. Dari dulu sampai sekarang, warga tetap menolak rencana ini," ujar Supriadi kepada Kompas.com di Desa Cilangkap, Buahdua, Senin (22/3/2021).

Baca juga: Komentari Sidang Rizieq di Facebook, Pegawai Honorer Pengadilan Tinggi Sumsel Dirumahkan

Supriadi mengatakan, kerusakan lingkungan akibat eksplorasi panas bumi di Gunung Tampomas menjadi kekhawatiran warga.

Sebab, menurut Supriadi, Gunung Tampomas merupakan sumber penghidupan warga.

"Mayoritas warga Buahdua ini adalah petani, peternak dan berkebun. Jadi sangat bergantung pada keasrian alam di sekitar Gunung Tampomas. Jadi wajar kalau warga merasa cemas dengan rencana pengembangan panas bumi ini," tutur Supriadi.

Supriadi menyebutkan, sejauh ini sosialisasi yang dilakukan pemerintah juga tidak melibatkan masyarakat Buahdua dan Conggeang.

"Jadi sosialisasi pemerintah ini belum menyentuh pada masyarakat bawah. Hanya di tingkat kabupaten dan kecamatan dengan format sosialisasi yang bertele-tele," sebut Supriadi.

Supriadi mengatakan, jika pemerintah serius mengembangkan panas bumi di Gunung Tampomas, maka harus betul-betul disampaikan secara mendetail.

"Warga kami wajib tahu apa manfaatnya, apa dampak dan kemungkinan terburuknya. Buat kami benar-benar paham, jangan hanya melalui sosialisasi seremonial saja," tutur Supriadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com