Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Warga Tolak Proyek Geothermal di Gunung Tampomas, Begini Respons Bupati Sumedang

Kompas.com - 22/03/2021, 21:27 WIB

SUMEDANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kecamatan Buahdua dan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menolak rencana pemerintah untuk mengembangkan energi panas bumi atau geothermal di Gunung Tampomas.

Dua kecamatan ini merupakan wilayah kaki Gunung Tampomas yang memiliki ketinggian 1.684 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Warga khawatir, eksplorasi geothermal akan merusak kelestarian alam dan berdampak buruk pada warga yang bermukim di sekitar Gunung Tampomas.

Baca juga: Acara Lempar Telur dan Tepung Saat Ulang Tahun Berujung Petaka

Penolakan ini disuarakan warga dengan memasang spanduk penolakan di sepanjang jalan dan sejumlah tempat strategis lainnya di wilayah Conggeang dan Buahdua.

Tokoh masyarakat Buahdua H Supriadi mengatakan, rencana mengembangkan panas bumi di Gunung Tampomas ini sudah sering kali disuarakan pemerintah.

Bahkan, menurut Supriadi, wacana ini sudah mulai bergulir sejak tahun 2010.

"Sekarang mulai ramai terdengar lagi wacana dari pemerintah untuk mengembangkan geothermal di Gunung Tampomas itu. Dari dulu sampai sekarang, warga tetap menolak rencana ini," ujar Supriadi kepada Kompas.com di Desa Cilangkap, Buahdua, Senin (22/3/2021).

Baca juga: Komentari Sidang Rizieq di Facebook, Pegawai Honorer Pengadilan Tinggi Sumsel Dirumahkan

Supriadi mengatakan, kerusakan lingkungan akibat eksplorasi panas bumi di Gunung Tampomas menjadi kekhawatiran warga.

Sebab, menurut Supriadi, Gunung Tampomas merupakan sumber penghidupan warga.

"Mayoritas warga Buahdua ini adalah petani, peternak dan berkebun. Jadi sangat bergantung pada keasrian alam di sekitar Gunung Tampomas. Jadi wajar kalau warga merasa cemas dengan rencana pengembangan panas bumi ini," tutur Supriadi.

Supriadi menyebutkan, sejauh ini sosialisasi yang dilakukan pemerintah juga tidak melibatkan masyarakat Buahdua dan Conggeang.

"Jadi sosialisasi pemerintah ini belum menyentuh pada masyarakat bawah. Hanya di tingkat kabupaten dan kecamatan dengan format sosialisasi yang bertele-tele," sebut Supriadi.

Supriadi mengatakan, jika pemerintah serius mengembangkan panas bumi di Gunung Tampomas, maka harus betul-betul disampaikan secara mendetail.

"Warga kami wajib tahu apa manfaatnya, apa dampak dan kemungkinan terburuknya. Buat kami benar-benar paham, jangan hanya melalui sosialisasi seremonial saja," tutur Supriadi.

 

Respons Bupati Sumedang

Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang berencana mengembangkan panas bumi di Gunung Tampomas.

Sebab, menurut Dony, Gunung Tampomas menyimpan potensi panas bumi yang dinilai dapat dikembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Dony menuturkan, pemerintah saat ini menampung aspirasi terkait pengembangan PLTP ini.

Termasuk mengkaji penolakan dari warga sekitar Gunung Tampomas.

"Untuk pengembangannya sendiri masih sangat lama. Saat ini, Kementerian baru hanya melakukan penelitian saja. Jadi warga tidak perlu terlalu khawatir berlebihan," ujar Dony kepada Kompas.com di Gedung Negara, Sumedang.

Dony menuturkan, pada prinsipnya, apabila setelah diteliti, Gunung Tampomas memang berpotensi untuk dikembangkan menjadi PLTP, maka masyarakat Sumedang, terutama warga sekitar tidak perlu khawatir.

"Karena pada dasarnya, pembangunan yang akan dilakukan ini akan memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat Sumedang," kata Dony.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jadi Tersangka Korupsi, Kadis ESDM NTB Diberhentikan Sementara sebagai ASN

Jadi Tersangka Korupsi, Kadis ESDM NTB Diberhentikan Sementara sebagai ASN

Regional
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Sulawesi Barat untuk Lebaran 2023

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Sulawesi Barat untuk Lebaran 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kabupaten Boyolali Hari Ini, 1 April 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kabupaten Boyolali Hari Ini, 1 April 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Surabaya Hari Ini, 1 April 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Surabaya Hari Ini, 1 April 2023

Regional
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kendari untuk Lebaran 2023

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kendari untuk Lebaran 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Bandung Hari Ini, 1 April 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Bandung Hari Ini, 1 April 2023

Regional
Jateng Siapkan 245 Pos Terpadu Untuk Sambut Mudik Lebaran 2023

Jateng Siapkan 245 Pos Terpadu Untuk Sambut Mudik Lebaran 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Sukabumi Hari Ini, 1 April 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Sukabumi Hari Ini, 1 April 2023

Regional
Longboat Mati Mesin di Perairan Pulau Suanggi Maluku, 8 Penumpang Dievakuasi Tim SAR

Longboat Mati Mesin di Perairan Pulau Suanggi Maluku, 8 Penumpang Dievakuasi Tim SAR

Regional
Ibu Aniaya Anak Kandung hingga Tewas gara-gara Main Busa Sabun Cuci Piring

Ibu Aniaya Anak Kandung hingga Tewas gara-gara Main Busa Sabun Cuci Piring

Regional
6 Hari Dirawat, Warga Korban Penganiayaan di Arena Balap Liar Singkawang Meninggal

6 Hari Dirawat, Warga Korban Penganiayaan di Arena Balap Liar Singkawang Meninggal

Regional
Curhat Warga Semarang, Sudah Kesulitan Cari Mobil Rental untuk Mudik Lebaran

Curhat Warga Semarang, Sudah Kesulitan Cari Mobil Rental untuk Mudik Lebaran

Regional
Dugaan Korupsi Anggaran Honor Narasumber DPRD Blora, Kejari Mulai Lakukan Penyelidikan

Dugaan Korupsi Anggaran Honor Narasumber DPRD Blora, Kejari Mulai Lakukan Penyelidikan

Regional
Sebelum Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak, Anggota Polda Banten Hitung Amunisi Bersama Ibunya

Sebelum Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak, Anggota Polda Banten Hitung Amunisi Bersama Ibunya

Regional
UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 31 Maret 2023

UPDATE Covid-19 di Sulteng, Sultra, Maluku, Malut, Papua, dan Papua Barat 31 Maret 2023

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke