BANDUNG, KOMPAS.com - Pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi merusak 20 rumah dan mengancam 103 rumah lainnya.
Peristiwa bencana gerakan tanah yang terjadi pada Minggu (13/12/2020) sekitar pukul 18.00 WIB ini menyebabkan kan 56 kepala keluarga atau 168 jiwa mengungsi.
Tak ada korban jiwa dalam bencana ini. Penelitian, evakuasi warga, perbaikan hingga distribusi bantuan terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan bahwa gerakan tanah di Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, pernah terjadi tiga tahun lalu.
"Bencana tersebut diperkirakan pernah terjadi 3 tahun yang lalu dan masih berkembang sampai sekarang," ucap Andiani melalui keterangannya, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: Ini Beberapa Faktor Tanah bergerak di Sukabumi Menurut PVMBG
Dijelaskan, jenis gerakan tanah di lokasi kejadian ini diperkirakan berupa rayapan yang bergerak lambat, ditandai dengan retakan pada tanah dan merusak bangunan di atasnya.
"30 rumah terdampak karena berada pada retakan," ucapnya.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Jampang, Jawa (Sukamto, 1975), daerah bencana tersusun oleh batuan Formasi Beser berupa breksi tuff, breksi andesit, dan lava andesit.
"Secara umum lokasi bencana diperkirakan merupakan daerah perbukitan. Lokasi bencana berada pada ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut," ujarnya.
Baca juga: Rekomendasi PVMBG: Tanam Pohon Berakar Kuat di Lokasi Tanah Bergerak Sukabumi
Berdasarkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah Bulan Februari 2021 di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Cimarga termasuk dalam zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi.
"Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," tuturnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.