Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM: Madu Palsu Tak Layak Dikonsumsi, Terutama Penderita Diabetes

Kompas.com - 13/11/2020, 12:47 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Serang Lintang Purba Jaya menyatakan, madu palsu yang diproduksi oleh MS (47) tidak layak dikonsumsi.

"Madu tersebut tidak disebut sebagai madu, tidak layak di konsumsi, karena tidak memiliki khasiat sebagai madu," kata Lintang kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (13/11/2020).

Lintang menuturkan, berdasarkan hasil uji laboratorium, madu tersebut tidak ada kandungan berbahaya.

Baca juga: Selama 1 Tahun, Keuntungan Jual Madu Banten Palsu Mencapai Rp 8 Miliar

Namun, jika madu palsu tersebut dikonsumsi oleh penderita diabetes, maka akan memiliki dampak berbahaya bagi kesehatan.

"Jika dikonsumsi oleh penderita diabetes akan memiliki dampak berbahaya karena meningkatkan kadar gula dalam darah," kata Lintang.

Selain itu, dari hasil uji, madu Banten palsu juga tidak memenuhi syarat mutu persyaratan sebagai madu.

"Syarat mutu sesuai SNI, parameter uji enzym diastase dan kadar air tidak memenuhi syarat," kata dia.

Baca juga: Penjual Madu Palsu Mengaku Sebagian Keuntungan untuk Yatim Piatu

Seperti diketahui, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Banten membongkar produksi madu Banten palsu di Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.

Para pelaku memanfaatkan adanya pandemi Covid-19 untuk memproduksi dan mengedarkan madu palsu sebagai obat daya tahan tubuh.

Dari hasil pengungkapan tersebut, petugas mengamankan tiga orang tersangka yakni, penjual dan pemilik pabrik pembuatan madu palsu.

Ketiga pelaku yakni AS (24) warga Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, sebagai penjual.

Kemudian, TM (35) warga Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, sebagai karyawan pabrik madu,

Selanjutnya, MS (47) warga Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebagai pemilik pabrik madu palsu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com