Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Resesi, Ridwan Kamil Imbau Warga Menengah Atas Belanja

Kompas.com - 02/11/2020, 16:45 WIB
Dendi Ramdhani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau masyarakat kalangan menengah atas untuk mulai konsumtif berbelanja agar ekonomi bisa terus bergerak.

Pria yang akrab disapa Emil itu berharap, aktivitas belanja warga dapat meminimalisir dampak resesi yang dialami Jabar akibat pandemi Covid-19.

"Saya kampanye kalangan menengah atas jangan nabung dulu, balanja. Bilang ke istrinya, nabung nanti tahun depan. Karena kalau warung tidak dibeli, UMKM tidak dibeli maka mereka akan kesulitan dan akhirnya mereka meminta bansos. Justru dengan kelompok UMKM dibeli, maka kelompok menengah bawah itu bisa bergerak sehingga mereka tidak tangan di bawah," kata Emil di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Senin (2/11/2020).

Baca juga: KSPI Nilai Ridwan Kamil Keliru Tak Naikkan Upah Minimum, Minta Dia Tiru Ganjar hingga Anies

Selain fokus di level usaha kecil, Jabar juga tengah agresif dalam aktivitas ekspor untuk menjaga stabilitas neraca perdagangan.

"Ekonomi paling tangguh adalah ketahanan pangan, termasuk ekspor. Kita jual kopi ke Australia, ubi jalar ke Hongkong, jahe merah ke Singapura itu berjalan terus untuk meningkatkan perdaganan," kata dia.

Emil menjelaskan, secara kasat mata situasi ekonomi di Jabar cenderung membaik. Namun, ia tak menyangkal jika perekonomian Jabar masih minus.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi sebesar -5,98 persen (yoy). Kontraksi ini lebih dalam dibandingkan nasional yang juga mengalami kontraksi sebesar -5,32 persen (yoy).

Baca juga: Dorong Perbaikan Ekonomi, Jabar Geliatkan Wisata Umrah via Kertajati

Sedangkan untuk nilai inflasi, pada triwulan II Jabar tetap terkendali dan berada pada 2,21 persen (yoy). Realisasi tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan II 2019 yang mencapai sebesar 3,48 persen (yoy) maupun triwulan I 2020 yang sebesar 3,94 persen (yoy).

"Berita buruknya masih minus tapi tidak terlalu dalam. Kalau yang resesi kita tinggi, masih minus tapi menuju nol. Sudah keliatan kasat mata orang belanja, makan, berlibur, menandakan ekonomi bergerak," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com