MAGETAN, KOMPAS.com – Pekarangan rumah Lasmini (40) yang terletak di Desa Geni Langit Kabupaten Magetan, Jawa Timur, hijau dipenuhi sayuran yang ditanam di dalam plastik hitam berdiameter 30 centimeter.
Sayuran seperti sawi, tomat, daun bawang, cabai, bunga kol, kubis, ditanam dalam ratusan polybag.
“Semuanya ada 100-an polybag, yang ditanam ya sayur-sayuran. Menanamnya di sekitar rumah saja, pokoknya ada tempat buat polybag,” kata Lasmini ditemui di rumahnya, Sabtu (8/8/2020).
Lasmini mulai menanam sayur sejak pandemi Covid-19, sekitar tiga bulan lalu.
Aktivitas yang dibatasi karena pandemi Covid-19 membuat dirinya bingung. Ia pun menanam sayuran di dalam polybag untuk mengisi kegiatan bersama puluhan warga lain.
Baca juga: Kasus Fetish Kain Jarik, Pelaku Ditetapkan sebagai Tersangka UU ITE
"Mulainya sejak virus corona itu, karena kemarin banyak desa yang lockdown sehinga tidak bisa kemana mana,” kata dia.
Hampir setiap minggu warga Lasmini memanen sayuran tersebut. Ia pun menjual hasil kebunnya kepada warga sekitar.
“Yang paling mahal itu daun bawang karena satu kilogram bisa Rp 8.000. Kalau sayur yang paling cepat dipanen selada karena 20 hari sudah dipetik,” kata Lasmini.
Raup belasan juta rupiah
Lasmini tak sendiri, sekitar 35 ibu rumah tangga di lingkungannya juga ikut menanam sayuran di pekarangan rumah mereka.
Awalnya, Lasmini menanam sayuran itu hanya untuk konsumsi pribadi.
“Kalau mau masak kapan saja kan tinggal petik, segar dan enggak beli,” kata dia.