BENGKULU, KOMPAS.com - Feriansyah, warga Desa Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, hanya bisa kecewa dan berduka mendalam.
Adik kandungnya meninggal dunia karena kecelakaan serta tidak mendapatkan pelayanan medis secara maksimal.
Empat rumah sakit yang ia datangi menolak dengan alasan fokus pada standar pelayanan Covid-19.
Kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, secara detail Feriansyah mengisahkan kronologi kejadian.
Ia menjelaskan, adiknya mengalami kecelakaan tunggal di perbatasan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Seluma sekitar pukul 00.00 WIB, Senin (1/6/2020).
Baca juga: Kisah Tragis Pemuda Bengkulu, Kritis karena Kecelakaan, Ditolak 4 Rumah Sakit lalu Meninggal
"Adik saya laki-laki umur 24 tahun kecelakaan tunggal, setengah jam dari kecelakaan dibawa ke rumah sakit swasta RS Asyifa," ujarnya mengisahkan.
Ia lanjutkan di rumah sakit swasta itu, adiknya mendapatkan tindakan pemasangan oksigen dan perawatan sementara.
Karena rumah sakit itu kekurangan alat dan tenaga medis khusus bedah saraf maka pihak keluarga berinisiatif membawa korban ke Kota Bengkulu yang jarak tempuh sekitar 3 jam.
"Saya memiliki keluarga dokter, kami berkomunikasi agar adik saya bisa dirawat di Kota Bengkulu. Keluarga dokter saya itu menghubungi sejumlah rumah sakit dan kesimpulannya rumah sakit di Kota Bengkulu belum bisa menerima dengan alasan fokus pada penanganan Covid-19," ujarnya.
Baca juga: 4 RS di Bengkulu Tolak Korban Kecelakaan, Dinkes: Kami Akan Beri Peringatkan
Meskipun begitu Feriansyah katakan, pihaknya tetap membawa korban ke Kota Bengkulu dengan pertimbangan korban butuh penanganan lebih lanjut.
Pukul 02.00 WIB korban dalam kondisi kritis dibawa ke Kota Bengkulu menempuh perjalanan selama 3 jam dibantu dua tabung oksigen.
Ia jelaskan rumah sakit pertama yang ia datangi adalah RS Bhayangkara sekitar pukul 06.00 WIB tiba.