Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Lahat Sebut Ada Pungli di Hutan Lindung, BKSDA: Salah Kamar

Kompas.com - 20/12/2019, 12:58 WIB
Aji YK Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PAGARALAM, KOMPAS.com - Kepala Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II Lahat Martialis Puspito angkat bicara soal pernyataan Bupati Lahat Cik Ujang yang menyebutkan ada oknum dari BKSDA melakukan pungli hingga menyebabkan hutan lindung dirambah dan dijadikan kebun.

Martialis mengungkapkan, pernyataan Bupati tersebut salah alamat. Sebab, kepengurusan hutan lindung merupakan kewenangan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), bukan BKSDA.

"Bupati salah kamar, mungkin maksudnya KPH," kata Martialis saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2019).

Baca juga: Hutan Lindung Dirambah, Bupati Lahat: Ada Oknum BKSDA yang Pungut Bayaran

Akan tetapi, Martialis tak menampik kabar pungli di hutan lindung tersebut memang terjadi. Namun, Martialis tidak menjelakan oknum yang dimaksud.

Ia pun mengaku pernah mendengar kabar praktik itu dari masyarakat.

"Sebenarnya warga sendiri takut untuk menanam di kawasan hutan lindung karena aturan tegas dari pemerintah. Namun karena adanya celah, jadi mereka masih berani bercocok tanam di hutan lindung," ujar dia.

Praktik pungli diduga telah berlangsung lama. Sebab, dari hasil penelusuran mereka, lima kasus konflik satwa yang terjadi di Pagar Alam berada di dua hutan lindung.

Yakni, di Jambul Patah Nanti dan Hutan Lindung Bukit Dingin .

"Saya rasa petani sudah berada di zona nyaman sehingga berani untuk merambah hutan lindung. Di dua hutan lindung ini sudah banyak kawasan yang terbuka karena perambahan liar terutama di pinggiran hutan lindung," ucap Martialis.

Maraknya perambahan tersebut membuat habitat harimau sumatera semakin mengecil.

Untuk satu harimau, wilayah jelajah mencapai 10.000 hektar.

"Hal inilah yang membuat konflik antara manusia dan harimau sangat rawan terjadi.Satu-satunya cara untuk memperbaiki hutan lindung adalah restorasi bukan lagi rehabilitasi. Keluarkan semua para perambah dari hutan lindung dan ganti tanaman kopi dengan tanaman asli," ujar dia.

Baca juga: Banyak Temuan Jejak Harimau Palsu di Lahat, Dicetak dari Kaus Kaki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com