KARAWANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Nurdin Hidayat mengatakan, sebanyak 13 persen dari 116.000 balita di Karawang mengalami stunting.
"Jadi begini jika sekitar dari 10 balita, ada satu yang mengalami stunting di Karawang," kata Nurdin, Kamis (5/12/2019).
Nurdin menjelaskan, balita mengalami stunting merupakan kondisi balita mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi, yang menyebabkan terganggunya tumbuh kembang balita.
Baca juga: 1.660 Balita Menderita Stunting, Kota Salatiga Terbitkan Perwali
Tak hanya gangguan fisik, balita yang mengalami stunting dikhawatirkan bakal terganggu tingkat kecerdasannya.
Menurut dia, permasalahan stunting harus ditangani dengan memperhatikan dua faktor, yakni kesehatan dan non kesehatan.
Di bidang kesehatan, kata dia, dengan memperhatikan asupan gizi dan pola asuh.
Baca juga: Angka Stunting di Jabar Melebihi Nasional
Sementara non kesehatan dengan memperhatikan lingkungan yakni karena tidak menggunakan air bersih, bayi menjadi sakit-sakitan.
"Berdasarkan penelitian, penggunaan air yang tidak bersih bisa menimbulkan infeksi pada bayi, bayi menjadi sakit, nafsu menurun, fungsi tubuh menurun, dan badan jadi cepet kurus," katanya.
Selain itu, faktor ekonomi dan budaya juga dinilai sebagai salah satu penyebab munculnya stunting
Nurdin menyebut aspek non kesehatan merupakan faktor spesifik, yang penyelesaiannya memerlukan andil satuan perangkat kerja daerah (SKPD), selain Dinas Kesehatan. Satgas Stunting sudah dibentuk dan bergerak sesuai bidang masing-masing.
"Banyak program penanganan stunting yang melibatnya instansi lain," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.