Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2019, 12:22 WIB
Amran Amir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LUWU, KOMPAS.com - Keluarga Abdul Salam (81) dan istrinya, Halima (60), warga Desa Lare-Lare, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, tampak berbahagia saat rombongan alumni SMP Negeri 2 Bua Ponrang datang ke rumahnya, Rabu (4/12/2019). 

Abdul dan Halima memiliki dua anak mengalami gangguan jiwa dan sempat dipasung selama bertahun-tahun yakni Anita (34) dan Saldi (31). 

Rombongan yang datang adalah rekan-rekan Anita dan Saldi saat sekolah di SMP Negeri 2 Bua Ponrang.

Kedatangan teman-teman sekolah kakak adik itu untuk memberikan bantuan berupa dana guna membantu  memenuhi kebutuhan hidup keluarga tersebut.

Baca juga: Kakak Beradik yang Dipasung karena Gangguan Jiwa Dapat Perawatan Gratis dari Pemerintah

Salah seorang rekan Anita, Lisawati mengatakan bahwa Anita selama ini tidak pernah lagi terlihat setiap kali diadakan reuni. 

Bahkan mereka sering menanyakan keberadaannya. Namun tidak ada yang mengetahuinya secara pasti. 

“Waktu reuni akbar SMP 2 baru-baru ini, sempat kami cari tapi kabarnya (Anita) sudah meninggal," kata Lisawati, saat dikonfirmasi, Rabu (04/12/2019) sore

"Kami baru tahu keberadaannya setelah muncul beritanya jika ia sakit, dan kasihan dia ternyata dipasung. ”

Baca juga: Kakak Adik Dipasung di Gubuk Sempit di Pedalaman Manggarai Timur

Kondisi rumah memprihatinkan

Sejumlah rekan Anita saat sekolah di SMP Negeri 2 Bua Ponrang datang menjenguknya untuk memberikan sumbangan dana guna memenuhi kebutuhan hidupnya di rumah Desa Lare-lare, Kecamatan Bua, Luwu, Rabu (04/12/2019)Muh. Amran Amir Sejumlah rekan Anita saat sekolah di SMP Negeri 2 Bua Ponrang datang menjenguknya untuk memberikan sumbangan dana guna memenuhi kebutuhan hidupnya di rumah Desa Lare-lare, Kecamatan Bua, Luwu, Rabu (04/12/2019)
Melihat kondisinya yang memprihatinkan, Lisawati berharap semoga pemerintah lebih perhatian dan bukan hanya fokus dengan kondisi anaknya tetapi juga dengan kondisi keluarganya yang betul-betul butuh perhatian.

“Waktu kami tiba, kami langsung masuk ke kamarnya yang bersentuhan langsung dengan ruang dapur, kami melihat kondisi rumahnya sangat memprihatinkan, kasihan hidupnya, mana lagi bapaknya yang sakit, keluarga ini sangat butuh perhatian dari berbagai pihak terutama pemerintah,” ujar Lisawati.

Salah seorang rekan lainnya, Adel Andi Tadda mengatakan jika Anita saat ini menjadi perbincangan warganet di daerahnya bahkan kisahnya menjadi viral di media sosial.

“Maafkan kami yang baru sempat menjenguk, bukan karena kisahmu yang lagi viral, tapi kami baru tahu bahwa ternyata kamu mengalami sakit yang sangat berat, semoga kehadiran kami bisa membuka sedikit memorimu tentang kita di masa lalu, cepatlah pulih masa depan cerah menantimu,” ucap Adel.

Baca juga: Dua Anaknya Dipasung karena Gangguan Jiwa, Sang Ayah: Kami Pasrah Sama Yang Kuasa

Gangguan jiwa diawali demam tinggi

Saldi hanya bisa telungkup karena gangguan jiwa dan kondisinya kini lemas setelah bertahun tahun dipasung, di rumahnya di Desa Lare-lare, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Kamis (28/11/2019)KOMPAS.com/Muh. Amran Amir Saldi hanya bisa telungkup karena gangguan jiwa dan kondisinya kini lemas setelah bertahun tahun dipasung, di rumahnya di Desa Lare-lare, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Kamis (28/11/2019)
Sebelumnya diberitakan Anita mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2003, yang diawali dengan demam tinggi. Abdul dan Halima sempat membawa Anita ke rumah sakit.

Namun, karena keterbatasan biaya tidak memungkinkan untuk merawat Anita berlama-lama di rumah sakit. 

“Waktu kami bawa berobat ke rumah sakit, kami terpaksa mengutang dulu demi membiayai pengobatannya. Waktu itu tidak ada perubahan pada dirinya. Namun, karena keterbatasan biaya, kami terpaksa harus keluarkan dari rumah sakit,” kata Abdul Salam, saat ditemu di rumahnya, Kamis (28/11/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com