Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Musim Hujan, Begini Pesan Risma untuk Warga Surabaya

Kompas.com - 11/11/2019, 18:38 WIB
Ghinan Salman,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com — Memasuki musim hujan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau warga agar lebih mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD), kebakaran akibat korsleting listrik, hingga kebocoran atap rumah.

"Saya berharap seluruh warga mengecek semua instalasi listrik, talang (atap) supaya tidak bocor, ngecek kaleng, biasanya nyamuk datang saat musim hujan," kata Risma, Senin (11/11/2019).

Baca juga: Bahas Bau Sampah di Stadion GBT, Khofifah Siap Duduk Semeja dengan Risma

Selain itu, Risma juga menyampaikan agar warga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan ketika berkendara di saat turun hujan.

"Kita harus tahu benar bagaimana memanfaatkan waktu dengan baik. Tidak usah malu sekarang ini pakai jas hujan, jangan sampai waktu kita terbuang untuk ngiyup (berteduh). Tapi kalau hujan itu deras dan menghalangi pandangan, tidak apa-apa (berteduh)," ujar Risma.

Di sisi lain, kata Risma, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya rutin melakukan pengerukan saluran air di berbagai kawasan untuk mencegah terjadinya banjir saat hujan.

Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Syamsul Hariadi mengatakan, sejumlah lokasi ditemukan saluran air yang mengalami pendangkalan akibat sedimentasi.

Kondisi demikian rentan menyebabkan genangan, terutama saat memasuki musim hujan karena kapasitas saluran tak mampu menampung debit aliran air.

Baca juga: Tolak Jadi Menteri, Risma: Ada Mimpi yang Ingin Saya Buat di Surabaya

Hingga Oktober lalu, volume sedimen, berupa tanah maupun sampah yang terkumpul, mencapai 45.000 dump truck. Satu dump truck berisi 6 meter kubik sehingga volume kerukan sekitar 270.000 meter kubik. 

Syamsul mengatakan, sedimentasi saluran air di antaranya disebabkan kondisi topografi Kota Surabaya yang datar sehingga saluran air yang sebelumnya tingginya dua meter, akibat sedimentasi menjadi satu meter.

"Kapasitas yang harusnya terisi air terisi sedimen lumpur maupun campuran sampah dan sebagainya. Dengan kegiatan pengerukan saluran, ketika hujan, jika sebelumnya berisi sedimen, kembali terisi air," ujar Syamsul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com