MAUMERE, KOMPAS.com - Siswa-siswi sekolah negeri (SDN) Kepiketik, Desa Persiapan Mahe Kelan, Kecamatan Waigete, Kabuapaten Sikka, Flores, NTT sudah lama belajar di bangunan darurat yang reyot.
Bangunan darurat itu beratapkan seng tua, dinding pelepuh bambu, dan berlantai tanah.
Sudah 4 tahun kondisinya bangunan itu sangat memprihatinkan.
Atapnya sudah bocor dan dinding sudah lapuk termakan usia.
Lubang menganga di atap dan dinding bangunan itu.
Akibatnya, bangunan darurat itu hanya bisa digunakan saat musim kemarau.
Kala musim hujan tiba, siswa-siswi dan guru terpaksa lari ke luar dan bergabung di ruangan yang agak aman.
Di dalam bangunan darurat itu, siswa belajar dengan sarana seadanya.
Meja dan kursi yang sudah usang. Papan tulis hitam yang sudah lusuh.
Baca juga: Cerita Siswa-siswi SD di Flores Pikul Air 5 Km Tiap Hari untuk Siram Toilet Sekolah
Para guru juga masih menggunakan kapur tulis saat mengajar.
Novita Daresta, siswi kelas V SDN Kepiketik mengaku tetap senang meski setiap hari harus belajar di bangunan darurat.
Novita menyebut, di kala musim kemarau, ia dan kawan-kawannya merasa kepanasan karena kena matahari langsung melewati lubang atap bangunan itu.
Sementara itu, saat hujan, mereka harus berlari ke ruangan kelas lain yang atapnya masih bagus.
"Saat hujan kami belajar gabung pak. Bangunan ini tidak bisa dipakai saat hujan," ungkap Novita kepada sejumlah awak media, Jumat (8/11/2019).