Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Siswa-siswi SD di Flores Pikul Air 5 Km Tiap Hari untuk Siram Toilet Sekolah

Kompas.com - 15/10/2019, 08:38 WIB
Nansianus Taris,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MBAY, KOMPAS.com - Kemarau panjang yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan warga mengalami krisis air bersih. 

Tidak hanya rumah tangga yang kesulitan mendapatkan air bersih, sekolah-sekolah pun kesulitan mendapatkannya. 

UPDATE : Kompas.com menggalang dana untuk membantu siswa-siswi SD di Flores agar mendapatkan sumber air yang terjangkau. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan beban mereka. Klik di sini untuk donasi.

Akibatnya, para siswa pun harus mencari air bersih, sekadar untuk keperluan sekolah seperti menyiram toilet dan menyirami tanaman.  

Hal ini dialami siswa-siswi sekolah dasar inpres (SDI) Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Flores. 

Baca juga: Kekeringan di Karawang Meluas, Hujan Diperkirakan Baru Turun Desember

Siswa-siswi SD ini terpaksa memikul air dengan jeriken 5 liter ke sekolah untuk menyirami toilet dan bunga.

Itu dilakukan siswa-siswi karena di sekolah tidak ada jaringan air bersih di wilayah sekolah ini berdiri. 

"Setiap hari kami pikul air ke sekolah untuk siram toilet dan bunga. Kami jalan kaki dari rumah sejauh 5 kilometer ke sekolah," kata Maria Nasrin, salah seorang siswi, kepada Kompas.com, Senin (14/10/2019).

Ia menceritakan, setiap pagi ia dan kawan-kawan bangun pukul 04.00 Wita untuk menimba air di mata air yang letaknya jauh dari rumah.

Mereka bangun pagi karena di mata air, mereka harus antre berjam-jam menunggu giliran untuk mengambil air. 

Air yang diambil itu untuk keperluan rumah dan dibawa ke sekolah.

Baca juga: Kado HUT ke-248 Kota Pontianak: Krisis Air Bersih dan Kualitas Udara Buruk

 

Belum terjangkau jaringan air bersih

Kepala SDI Tuanio, Ferdinandus Koba, membenarkan krisis air di wilayah itu. 

Ferdinandus menyebut, selama musim kering ini, untuk mendapatkan air bersih, warga setempat harus berjalan kaki minimal sejauh 3 kilometer.

Desa itu memang belum dijangkau jaringan air minum bersih dari pemerintah.

"Untuk kebutuhan di sekolah ini, anak-anak harus pikul air dari rumah. Kalau tidak begitu, kami semua tidak bisa ke toilet. Bunga-bunga di taman juga bisa mati semua," kata Ferdinandus. 

Ia berharap, ke depan pemerintah daerah dan desa agar membuka jaringan air minum bersih di desa itu, termasuk di lingkungan sekolah. 

Terpantau Kompas.com, dari rumah ke sekolah, siswa-siswi SDI Tuanio tampak memikul air dengan jeriken 5 liter di atas kepala. 

Baca juga: Cerita Siswa SD Belajar di Luar Kelas, Dapat Bantuan Tenda Peleton: Terimakasih Bapak Tentara


UPDATE : Kompas.com menggalang dana untuk membantu siswa-siswi SD di Flores agar mendapatkan sumber air yang terjangkau. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan beban mereka. Klik di sini untuk donasi.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com