MBAY, KOMPAS.com - Kemarau panjang yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan warga mengalami krisis air bersih.
Tidak hanya rumah tangga yang kesulitan mendapatkan air bersih, sekolah-sekolah pun kesulitan mendapatkannya.
UPDATE : Kompas.com menggalang dana untuk membantu siswa-siswi SD di Flores agar mendapatkan sumber air yang terjangkau. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan beban mereka. Klik di sini untuk donasi.
Akibatnya, para siswa pun harus mencari air bersih, sekadar untuk keperluan sekolah seperti menyiram toilet dan menyirami tanaman.
Hal ini dialami siswa-siswi sekolah dasar inpres (SDI) Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Flores.
Baca juga: Kekeringan di Karawang Meluas, Hujan Diperkirakan Baru Turun Desember
Siswa-siswi SD ini terpaksa memikul air dengan jeriken 5 liter ke sekolah untuk menyirami toilet dan bunga.
Itu dilakukan siswa-siswi karena di sekolah tidak ada jaringan air bersih di wilayah sekolah ini berdiri.
"Setiap hari kami pikul air ke sekolah untuk siram toilet dan bunga. Kami jalan kaki dari rumah sejauh 5 kilometer ke sekolah," kata Maria Nasrin, salah seorang siswi, kepada Kompas.com, Senin (14/10/2019).
Ia menceritakan, setiap pagi ia dan kawan-kawan bangun pukul 04.00 Wita untuk menimba air di mata air yang letaknya jauh dari rumah.
Mereka bangun pagi karena di mata air, mereka harus antre berjam-jam menunggu giliran untuk mengambil air.
Air yang diambil itu untuk keperluan rumah dan dibawa ke sekolah.
Baca juga: Kado HUT ke-248 Kota Pontianak: Krisis Air Bersih dan Kualitas Udara Buruk
Kepala SDI Tuanio, Ferdinandus Koba, membenarkan krisis air di wilayah itu.
Ferdinandus menyebut, selama musim kering ini, untuk mendapatkan air bersih, warga setempat harus berjalan kaki minimal sejauh 3 kilometer.
Desa itu memang belum dijangkau jaringan air minum bersih dari pemerintah.
"Untuk kebutuhan di sekolah ini, anak-anak harus pikul air dari rumah. Kalau tidak begitu, kami semua tidak bisa ke toilet. Bunga-bunga di taman juga bisa mati semua," kata Ferdinandus.
Ia berharap, ke depan pemerintah daerah dan desa agar membuka jaringan air minum bersih di desa itu, termasuk di lingkungan sekolah.
Terpantau Kompas.com, dari rumah ke sekolah, siswa-siswi SDI Tuanio tampak memikul air dengan jeriken 5 liter di atas kepala.
Baca juga: Cerita Siswa SD Belajar di Luar Kelas, Dapat Bantuan Tenda Peleton: Terimakasih Bapak Tentara
UPDATE : Kompas.com menggalang dana untuk membantu siswa-siswi SD di Flores agar mendapatkan sumber air yang terjangkau. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan beban mereka. Klik di sini untuk donasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.