KOMPAS.com - Heboh harta karun peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya di lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan, terus menarik perhatian masyarakat.
Seperti diketahui, karhutla melanda lahan gambut di Dusun Serdang, Desa Mara Sungai Jeruju, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Menurut para ahli, lahan gambut di ketiga wilayah tersebut merupakan lahan yang telah berusia 3.000 tahun.
Sementara itu, terkait maraknya perburuan warga terhadap harta dan perhiasan kuno tersebut, Balai Arkeologi Sumatera Sel mengimbau agar masyarakat melapor terlebih dahulu ke dinas sebelum memiliknya.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Hasilnya cukup mengejutkan, lahan gambut di OKI telah berusia sekitar 3.000 tahun dan merupakan masa Kerajaan Sriwijaya.
Selain di Air Sugihan, penelitian juga dilanjutkan di Kecamatan Tulung Selapan.
Di sana banyak tiang-tiang rumah sekaligus peralatan dapur berupa gerabah dan keramik.
Setelah dilakukan penanggalan, ternyata kayu tiang rumah di lokasi tersebut telah berdiri pada masa Kerajaan Sriwijaya.
"Kita juga meneliti di Desa Karang Agung OKI. Ternyata di sana telah ada permukiman pada abad ke 4. Ini dipastikan dari tiang rumah dan gerabah yang ditemukan di sana," kata Kepala Balai Arkelogi Sumsel Budi Wiyana, Jumat (4/10/2019).
Baca juga: Warga Ramai-ramai Berburu Emas dan Perhiasan Harta Karun Kerajaan Sriwijaya di Lokasi Karhutla
Selain itu, Balai Arkeologi Sumatera Selatan, menjelaskan, tiga Kecamatan di Kabupaten OKI, yaitu Karang Agung, Selapan dan Cengal merupakan kawasan permukiman serta pelabuhan pada masa kerajaan Sriwijaya.
Hal ini sangat memungkinkan, bahwa di tiga lokasi itu banyak ditemukan perhiasan seperti emas, manik-manik maupun logam mulia.
"Kita menemukan kemudi kapal dengan ketebalan 5 sentimeter di situ. Sehingga dugaan itu adalah pelabuhan perdagangan masa Sriwijaya sangat memungkinkan," ujar Budi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.