SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak memberikan tanggapan soal namanya yang masuk dalam bursa calon ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur pengganti Soekarwo.
Suami Arumi Bachsin itu mengaku hanya menjalankan amanah menjadi eksekutif di Pemprov Jawa Timur.
"Belum ada komunikasi, saya hanya menjalankan amanah di eksekutif," kata mantan Bupati Trenggalek itu, Kamis (15/8/2019).
Dia mengaku enggan menanggapi hal yang bersifat wacana, yang pasti kata Emil, dalam kapasitasnya sebagai wakil gubernur Jatim, dia siap bersinergi dengan semua pihak termasuk partai politik.
Baca juga: Namanya Masuk Bursa Calon Ketua Demokrat Jatim, Khofifah Menolak
Seperti diberitakan, nama Emil Elistianto Dardak dan Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim disebut sebagai calon potensial Ketua DPD Partai Demokrat Jatim pengganti Soekarwo yang saat ini menjabat Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Kemarin, Khofifah jelas menolak karena sebagai Gubernur Jatim dia memiliki kepentingan untuk menjaga jarak yang dekat dengan semua elemen strategis seperti ormas dan partai. Khofifah justru mendukung Emil jika memang ikut dalam kontestasi.
Namun di mata pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya, Hari Fitrianto, figur Emil Dardak kurang pas jika menjadi pimpinan parpol.
"Emil Dardak tipikal pemimpin milenial yang lebih mengedepankan kerja-kerja kolaboratif daripada instruktif. Tidak akan optimal jika memimpin partai," katanya dikonfirmasi terpisah.
Pemimpin millenial seperti Emil Dardak menurutnya juga tidak akan maksimal jika bekerja di tempat yang bukan "passion"nya. Karena salah satu ciri generasi milenial, akan lebih transformatif ketika bekerja sesuai "passion" nya.
Baca juga: Soekarwo Disebut Mundur dari Ketua Demokrat Jatim, Nama-nama Penggantinya Bermunculan
Partai Demokrat Jatim sebaiknya dipimpin oleh kader organik dari partai. Partai Demokrat di Jatim ke depan memiliki tantangan yang mampu menjawab perkembangan zaman.
"Jadi yang lebih dibutuhkan Partai Demokrat Jatim saat ini bukan hanya pemimpin muda yang visioner namun, pemimpin yang merupakan kader organik partai yang paham betul karakter partainya, sehingga bisa optimal menggerakkan mesin partai," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.