Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Dipelihara, Alat Pendeteksi Tsunami di Pesisir Pantai Cianjur Rusak

Kompas.com - 06/08/2019, 17:11 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengingatkan masyarakat Cianjur yang tinggal di sepanjang garis pantai untuk waspada akan ancaman tsunami.

Dengan garis pantai sejauh 75 kilometer, pesisir pantai selatan Cianjur menjadi salah satu wilayah yang patut mendapat perhatian, termasuk ketersediaan sarana penunjang.

Sayangnya, alat pendeteksi tsunami atau early warning system yang telah dipasang sejak lima tahun lalu di sana, saat ini dikabarkan rusak.

Baca juga: Gubernur Olly Pastikan Sulut Punya Alat Pendeteksi Tsunami

“Alatnya sudah tidak berfungsi, kondisinya rusak. Kami coba hubungi pihak yang dulu memasangnya bagaimana untuk perbaikannya seperti apa,” kata Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Dodi Permadi, kepada wartawan, Selasa (6/8/2019).

Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat di tingkat RT (rukun tetangga) untuk membuat alat peringatan dini tradisional.

“Sebaiknya, di kampung-kampung membuat peringatan dini yang tradisional seperti kentongan. Apabila terjadi bencana, langsung dibunyikan sehingga bisa mengurangi korban,” ujar dia.

Pihaknya sendiri akan melakukan sosialisasi mengenai penanggulangan bencana tsunami yang mungkin suatu waktu bisa terjadi di wilayah tersebut.  

“Kami akan sadarkan masyarakat kemungkinan terburuk di pesisir Cianjur yakni tsunami. Apa yang harus dilakukan jika bencana itu datang,” ucap dia.

Baca juga: Antisipasi Monkeypox, Bandara Kualanamu dan Pelabuhan Belawan Dipasangi Pendeteksi Suhu Panas

Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Sugeng Supriyatno mengatakan, alat pendeteksi tsunami belum diserahterimakan ke pihak BPBD Cianjur. Sejauh ini, pihaknya hanya menerima dan memakai alat tersebut.

“Jadi, memang tidak ada tanggung jawab dari kami untuk menggunakan atau merawat, sehingga belum bisa kami menganggarkan dan mengoperasikan alat itu,” kata dia.

Padahal, alat tersebut diketahui sudah lima tahun diberikan dari pemerintah pusat untuk digunakan.

Sayangnya, saat ini kondisinya tidak bisa digunakan karena minimnya pemeliharaan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com